Ing Ngarsa Sung Pawarta Ing Madya Mangun Karya Tut Wuri Jaya-jaya Wijayanti

our facebook page

Dua Balita Jadi Perokok Berat


Dua Balita Jadi Perokok Berat
Anak cenderung tidak akan menjadi perokok apabila mendapatkan pemahaman yang cukup dari orang tua.
Caping Gunung Indonesia - (Lumajang), Dua balita asal Dusun Krajan, Desa Dawuhan Lor, Kecamatan Sukodono mempunyai kebiasaan buruk, AD dan AR anak pasangan Boby dan Pujianti yang masih berusia dibawah lima tahun itu menjadi perokok berat layaknya orang dewasa.

Dari informasi yang diperoleh media ini, kebiasan buruk ini terjadi sejak mereka berumur satu setengah tahun. Saat itu, mereka melihat ayahnya merokok di dekat mereka. Kebiasaan tersebut berlangsung hingga kini. Awalnya keduanya tak menunjukkan prilaku aneh. Namun, prilaku kakak beradik ini berubah, setelah melihat orang tuanya sedang merokok. Keduanya pun meminta rokok, jika dilarang, anak pasangan Boby dan Pujianti ini akan mengamuk.

Menurut orang tua balita tersebut, awal mula mereka mempunyai kebiasan merokok ketika ia sedang merokok didekat anak pertamanya yang saat itu masih berumur satu setengah tahun. Saat sang ayahnya sedang keluar, tiba-tiba anak pertamanya itu mengambil sisa rokoknya dan menghisapnya.

Kebiasaan itu terus berulang-ulang hingga ia berumur tiga setengah tahun. Bahkan, adiknya pun ikut-ikut kakaknya merokok.

"Jika Tidak diberi anak kami akan merengek dan mengamuk, terkadang mengambil sendiri di tas saya," kata Boby Prasetyo, orang tua balita perokok.

Setiap hari, kedua balita ini bisa menghabiskan lima batang lebih rokok, meski orang tua balita ini, telah berupaya melarangnya. Namun, mereka malah mengamuk, bahkan jika tidak memiliki rokok mereka mencuri rokok milik ayahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang, dr. Triworo mengatakan, kebiasaan orang tua merokok disamping anaknya merupakan kesalahan dari orang tua.

"Kebiasaan buruk orang tua yang ditularkan kepada anaknya," kata Triworo.

Ia meminta kepada orang tuanya untuk menghentikan merokok sehingga sang anak tidak menirunya. Meski sudha menjadi kesalahan orang tuanya, lanjut Triworo, Dinas Kesehatan Lumajang akan melakukan upaya agar kebiasaan buruk kedua balita tersebut bisa berhenti.

Sementara Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait sebelumnya menjelaskan, pemahaman bahaya rokok dari keluarga terhadap anak menjadi hal paling penting. Anak cenderung tidak akan menjadi perokok apabila mendapatkan pemahaman yang cukup dari orang tua.

Menurut Arist, anak yang merokok akibat lingkungan luar menjadi tantangan bagi orang tua. Dia menambahkan, kedua orang tua harus terus memberikan pemahaman akan bahaya merokok.

"Kalau orang tua sudah menanamkan nilai-nilai antirokok, saya kira anak tidak akan terpengaruh dengan teman-temannya. Nah itu harus diberikan kesadaran yang penting. Jadi kunci utama, garda terdepannya adalah keluarga jadi bukan orang lain," kata Arist seperti dikutip Metrotvnews.com beberapa waktu lalu.

Menurut dia, apabila keluarga menanamkan nilai yang baik dan cukup, anak tidak akan terpengaruh dengan lingkungan sekitar.

"Kan banyak anak-anak walaupun dia bergaul dengan anak-anak remaja yang perokok dia tetap bertahan tidak merokok," ujar Arist Merdeka Sirait.#nurul.cgo
Share:

0 comments:

Posting Komentar

Definition List

Unordered List

Support