Caping Gunung Indonesia - Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Susi Pudjiastuti, mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Rusia di Sochi, Rusia.
Susi membawa rombongan yang terdiri dari Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Nilanto Perbowo, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan Rifky Effendi Hardijanto, serta Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Muhammad Zulficar Mochtar.
Sejak hari pertama sampai di Sochi, Susi melakukan pertemuan dengan banyak pihak Rusia, mulai dari pengusaha hingga Presiden Rusia, Vladimir Putin. Beberapa kesepakatan pun dihasilkan dari kunjungan Susi.
Susi berniat menggenjot ekspor ikan ke Rusia setelah sempat terkena embargo pada tahun 2013 lalu. Saat ini ada 15 unit pengolahan ikan (UPI) yang masih mengekspor ke Rusia.
Dalam kunjungan kali ini, pihak KKP ingin ada 11 UPI lagi yang bisa mengekspor ke Rusia sekaligus meyakinkan pihak Rusia bahwa kinerja UPI yang ada akan diperbaiki.
Susi menggelar pertemuan dengan Badan Federasi Perikanan Rusia yang dipimpin ketuanya, Ilya Shestakov.
"Saya komit untuk memperbaiki kualitas ikan ekspor Indonesia. Jika tertarik, datang ke Indonesia. Kami punya aturan 100% kepemilikan asing dari yang sebelumnya hanya minoritas," kata Susi di Sochi, Rusia, Rabu (18/5/2016).
Susi minta Rusia bisa bikin pusat pemrosesan ikan di Indonesia Timur. Dengan demikian, kualitas ikan ekspor Indonesia bisa makin meningkat.
Pada kesempatan yang sama, Ilya justru menawarkan RI untuk impor sapi dan kambing dari Rusia.
"Selain industri perikanan, kami juga punya sapi dan kambing yang bisa dikirim ke Indonesia. Apakah kira-kira bisa kita kirim?" tanya Ilya kepada Susi.
"Kami memang sedang cari alternatif daging selain dari Australia. Harganya sekarang sangat mahal, paling mahal di dunia harga sapi Indonesia itu. Kami tertarik," jawab Susi.
Untuk itu, Susi ingin ada basis suplai yang bisa menerima pasokan secara kontinyu. Sehingga harga daging bisa ditekan secara maksimal.
Pada hari ketiga, Susi melanjutkan pertemuan dengan Blackspace. Perusahaan asal Rusia itu berniat membangun rel kereta api di Kalimantan sepanjang 500 kilometer (km) dengan komitmen sekitar 100 km tiap tahun.
Tak hanya itu, Blackspace juga ternyata berminat berinvestasi di bidang energi, yaitu listrik.
"Untuk power plant saya akan coba kontak Dirut PLN dan Ibu Rini (Soemarno, Menteri BUMN). Tapi industri perikanan ini yang paling dasar dan bisa lebih cepat masuk," kata Susi di Sochi, Rusia, Kamis (19/5/2016).
Menurut Susi, perikanan akan menjadi sektor unggulan Indonesia yang bisa tumbuh lebih tinggi, bahkan hingga dua kali lipat dari pertumbuhan industri lainnya.
"Terutama pulau terluar itu kan independen. Kita harus pastikan kebutuhan listrik tercukupi. Selama ini power plant terkonsentrasi di pulau-pulau besar," kata Susi.
Maka dari itu, Susi berharap pihak Rusia bisa berinvestasi pembangkit listrik untuk pulau-pulau terluar. Sehingga, para pulau terluar itu bisa melakukan kegiatan ekspor dan impor ikan.
Selain Susi, pertemuan KKP juga dilakukan oleh para eselon I. Salah satu hasilnya pada pertemuan hari terakhir adalah KKP) berencana memasang drone udara dan laut untuk mengawasi praktik Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing, atau pencurian ikan.
"KKP sedang menjajaki penggunaan teknologi yang sistemnya mampu memperluas radius monitoring teritorial perairan Indonesia untuk memperkuat daya tangkal IUU fishing," kata Rifky, kepada detikFinance.
Perusahaan yang ditemui KKP ini, kata dia, punya teknologi di bidang drone yang memungkinkan untuk melakukan pengawasan sampai tindakan terhadap IUU fishing.
"Jadi yang drone boat itu bisa sampai dipasang senjata, infra red, segala macam. Bahkan bisa untuk fungsi rescue juga," katanya.
Pertemuan pertama dengan perusahaan Rusia itu, kata dia, akan dilanjut dengan penjajakan lebih lanjut. KKP akan melakukan kunjungan ke pabriknya untuk mengetahui lebih detil tawaran dari perusahaan Rusia tersebut.
Sementara dari sisi SDM, KKP juga akan mengirim PNS ke Rusia untuk belajar atau mendatangkan tenaga pengajar ke Indonesia dari Sochi University.
"Kami menjajaki kerja sama dengan Sochi State University dan universitas lain yang terkait. Dalam kunjungan pertama ini potensi kerja sama ke depan terkait SDM," kata Rifky.
Selain itu, dari sisi penguatan daya saing produk, KKP akan menggenjot ekspor bandeng dan patin ke Timur Tengah. Selama ini pasar ekspornya dikuasai oleh Vietnam dan Filipina
Menurut Nilanto, ekspor bandeng ke Timur Tengah saat ini dikuasai Filipina. Sementara Vietnam menguasai ekspor patin.
"Kita juga sudah ada ekspor bandeng dan patin ke Timur Tengah, tapi kecil sekali, angkanya saya lupa. Targetnya akan kita perbesar," katanya kepada detikFinance.
Konsumsi bandeng dan patin Timur Tengah saat ini cukup tinggi karena banyaknya orang Asia Tenggara yang tinggal di sana. Pemerintah akan memperhatikan mutu serta harga bandeng dan patin terlebih dahulu sebelum dikirim ke sana.
"Nanti kita akan masuk dari sisi halal, atau sisi kehalalannya supaya bisa makin banyak masuk Timur Tengah," jelasnya.#Lilis_cgo