Caping Gunung Indonesia – Sleman - Hanya cerita dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi. Konon, ada beberapa pelanggar pantangan tidur di kasur di Dusun Kasuran, Sayegan, Sleman, DIY, yang kena batunya. Ada yang sakit, ada yang didatangi ular, dan lain sebagainya.
Kepala Dusun Kasuran Wetan, Desa Margomulyo, Seyegan, M Noor Shidiq, di rumahnya, Jumat (27/2/2015), mengatakan "Pernah ada warga yang tidur di kasur, setiap malam Jumat ia didatangi ular yang melingkar di kasur itu".
Selain itu, kata Noor Shidiq, juga pernah ada anggota Brimob yang pindah tugas ke Yogya dan tinggal di Kasuran, Ia tidur di kasur karena tidak tahu 'tradisi' setempat. Tak lama kemudian, ia sakit parah. Warga membacakan doa dan meminta anggota Brimob itu tak tidur di kasur. Selanjutnya, ia sembuh seperti sediakala.
Mitos pantangan tidur di kasur berawal dari perbedaan pendapat pasutri Kiai Kasur dan Nyai Kasur. Kiai Kasur ingin ikut Pangeran Diponegoro, Nyai Kasur melarang. Mereka pisah ranjang dan bersumpah tidak tidur di kasur sebelum cita-cita Pangeran Diponegoro tercapai. Ini ditafsirkan keturunan dan warga bahwa tidur di kasur dilarang. Dalam hal ini khusus untuk kasur yang terbuat dari kapas.
Kiai Kasur dan Nyai Kasur meninggal di dusun Kasuran. Kiai kasur dimakamkan di dusun Kasuran Kulon, Nyai Kasur dimakamkan di Kasuran Wetan.
Cerita lain berkembang. Mitos berawal dari kisah Sunan Kalijaga. Ada yang bilang Sunan Kalijaga yang hidup pada tahun 1500 M disantet di dusun Kasuran. Ia selamat, tapi kasur yang ditidurinya masih menyimpan santet. Maka itu, warga dilarang tidur di kasur tersebut. Namun warga menafsirkan orang tidak boleh tidur di kasur. Tak heran, hingga saat ini, tak ada warga Kasuran yang tidur di kasur kapas.#yunia_cgo
Sumber, Caping Gunung Indonesia