Menempatkan puisi sebagai bagian dari perjuangan membangun karakter bangsa, juga memberikan perhargaan yang layak pada penyair dan karyanya. Masyarakat pun dapat mengapresiasi sebagai langkah menghargai karya kreatif bangsa sendiri
Caping Gunung indonesia - Hari Puisi Indonesia (HPI) kembali digelar di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, sejak 1 - 4 Oktober 2017. Perayaan ini, diyakini menjadi kesempatan untuk mempererat semangat nasionalisme bangsa.
Ketua Panitia HPI 2017, Asrizal Nur mengatakan, antusiasme masyarakat terhadap HPI makin lama makin berkembang. Tidak hanya dari Jakarta saja, banyak pula buku puisi yang dikirimkan dari berbagai daerah di Indonesia. Tercatat, sebanyak 230 buku puisi meramaikan Sayembara Buku Puisi pada perayaaan HPI tahun ini.
"Sampai dengan saat ini, minat masyarakat terhadap puisi ternyata semakin meningkat. Terbukti, peserta Sayembara Buku Puisi tahun ini berasal dari berbagai pelosok negeri. Pesertanya sendiri, dari penyair pemula hingga yang sudah punya nama," kata Asrizal, saat jumpa pers di TIM, Jakarta, Senin (2/10).
Menurut Afrizal, selama lima tahun belakangan ini, HPI berjalan dengan mandiri tanpa bantuan pemerintah, yang terbilang enggan untuk melirik acara yang sangat penting ini.
"Dari tahun pertama hingga sekarang, belum terdengar suara institusi pemerintah pusat ataupun daerah untuk membantu menyelenggarakan acara ini. Semua peserta yang datang, berjuang dengan usaha dan biaya sendiri," jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut Afrizal, pihaknya berharap di tahun mendatang akan hadir uluran tangan dari pemerintah dalam memfasilitasi acara ini.
"Tahun ini, mimpi kami bisa menemui presiden, dan beliau dapat mengakui acara ini. Sudah saatnya pemerintah mengakui dan menghargai para penyair dan sastrawan, tidak hanya dalam lencana emas. Tetapi menjamin kehidupan yang layak untuk mereka semua," tutupnya.
Hari Puisi Indonesia Dorong Semangat Kebhinekaan
Ketua Yayasan Hari Puisi, Maman S Mahayana menambahkan, perayaan HPI diharapkan dapat menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap budaya bangsa.
"Menempatkan puisi sebagai bagian dari perjuangan membangun karakter bangsa, juga memberikan perhargaan yang layak pada penyair dan karyanya. Masyarakat pun dapat mengapresiasi sebagai langkah menghargai karya kreatif bangsa sendiri," kata Maman.
Sementara itu, Sutardji Calzoum Bachri mengatakan, HPI sangat penting untuk mempertahankan esistensi puisi di Indonesia. Menurutnya, bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menghargai sastrawan.
"Kita hidup dalam kebudayaan, yang terwujud dalam puisi. Manusia yang hidup tanpa puisi, berarti dirinya tidak memiliki budaya," kata Sutardji.#Lilis_cgo
Ketua Panitia HPI 2017, Asrizal Nur mengatakan, antusiasme masyarakat terhadap HPI makin lama makin berkembang. Tidak hanya dari Jakarta saja, banyak pula buku puisi yang dikirimkan dari berbagai daerah di Indonesia. Tercatat, sebanyak 230 buku puisi meramaikan Sayembara Buku Puisi pada perayaaan HPI tahun ini.
"Sampai dengan saat ini, minat masyarakat terhadap puisi ternyata semakin meningkat. Terbukti, peserta Sayembara Buku Puisi tahun ini berasal dari berbagai pelosok negeri. Pesertanya sendiri, dari penyair pemula hingga yang sudah punya nama," kata Asrizal, saat jumpa pers di TIM, Jakarta, Senin (2/10).
Menurut Afrizal, selama lima tahun belakangan ini, HPI berjalan dengan mandiri tanpa bantuan pemerintah, yang terbilang enggan untuk melirik acara yang sangat penting ini.
"Dari tahun pertama hingga sekarang, belum terdengar suara institusi pemerintah pusat ataupun daerah untuk membantu menyelenggarakan acara ini. Semua peserta yang datang, berjuang dengan usaha dan biaya sendiri," jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut Afrizal, pihaknya berharap di tahun mendatang akan hadir uluran tangan dari pemerintah dalam memfasilitasi acara ini.
"Tahun ini, mimpi kami bisa menemui presiden, dan beliau dapat mengakui acara ini. Sudah saatnya pemerintah mengakui dan menghargai para penyair dan sastrawan, tidak hanya dalam lencana emas. Tetapi menjamin kehidupan yang layak untuk mereka semua," tutupnya.
Hari Puisi Indonesia Dorong Semangat Kebhinekaan
Ketua Yayasan Hari Puisi, Maman S Mahayana menambahkan, perayaan HPI diharapkan dapat menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap budaya bangsa.
"Menempatkan puisi sebagai bagian dari perjuangan membangun karakter bangsa, juga memberikan perhargaan yang layak pada penyair dan karyanya. Masyarakat pun dapat mengapresiasi sebagai langkah menghargai karya kreatif bangsa sendiri," kata Maman.
Sementara itu, Sutardji Calzoum Bachri mengatakan, HPI sangat penting untuk mempertahankan esistensi puisi di Indonesia. Menurutnya, bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menghargai sastrawan.
"Kita hidup dalam kebudayaan, yang terwujud dalam puisi. Manusia yang hidup tanpa puisi, berarti dirinya tidak memiliki budaya," kata Sutardji.#Lilis_cgo
0 comments:
Posting Komentar