Ing Ngarsa Sung Pawarta Ing Madya Mangun Karya Tut Wuri Jaya-jaya Wijayanti

our facebook page

Misteri Di Balik 3 Macam Tongkat Komando Milik Bung Karno

Misteri Di Balik 3 Macam Tongkat Komando Milik Bung Karno

"Apakah tongkat Bung Karno itu memiliki kesaktian? seperti Keris Diponegoro ‘Kyai Salak’ atau keris Aryo Penangsang ‘Kyai Setan Kober’ wallahu’alam . Tapi Bung Karno sakti, itu sudah jelas. Peristiwa paling menggemparkan bagi publik Indonesia adalah saat Bung Karno ditembak dari jarak dekat pada sholat Idul Adha. Tembakan itu meleset dan ini yang jadi heboh, bagaimana bisa penembaknya adalah seorang jago perang terlatih, kenapa menembak dari hanya jarak 5 meter tidak kena. Di Radio-radio saat itu saat sidang pengadilan penembak Bung Karno, terungkap saat Bung Karno membelah dirinya menjadi lima. Penembak bingung ‘mana Bung Karno’ ?"

Caping Gunung Indonesia_Bangkalan - Suatu hari, pemimpin Kuba, Fidel Castro mengajukan pertanyaan yang sedikit usil kepada Presiden RI Soekarno. Castro bertanya mengenai tongkat komando ayng sering dibawa Bung Karno, “Apakah tongkat ini sakti seperti milik kepala suku indian?”.
Mendengar pertanyaan yang dianggapnya lucu etrsebut Bung Karno hanya tertawa sedikit terbahak. Lalu Castro meminta peci Soekarno untuk dipakainya, dan menyerahkan pet (topi) hijaunya. Mereka bertukar aksesoris. “Pet itu saya gunakan saat menyerang Havana dan menjatuhkan Batista,” cerita Castro tentang betapa setianya pet itu menemaninya selama perjuangan.

Bung Karno memiliki 3 tongkat komando yang melengkapi penampilannya sebagai pemimpin negara. Tongkat-tongkat tersebut selalu ia bawa dan gunakan untuk 3 momen berbeda: bertemu jendral, pergi keluar negeri, dan berpidato. Namun jika terburu-buru, denagn jujur Bung Karno mengatakan akan bawa tongkat berpidatonya.

Lantas, untuk apa tongkat itu? Bung Karno sendiri mengaku itu hanya sebagai aksesoris semata. “Itu hanya kayu biasa yang kugunakan sebagai bagian dari penampilanku sebagai pemimpin dari sebuah negara besar,” kata Soekarno pada Cindy Adams, wanita Amerika Serikat yang menjadi penulis biografinya.
Tongkat Bung Karno terbuat dari kayu Pucang Kalak. Sebenarnya pohon pucang itu banyak, tapi Pucang Kalak hanya ada di Ponorogo. Suatu malam Soekarno didatangi seseorang yang membawa sebalok kayu itu. Katanya balok itu ia potong dengan tangannya sendiri. “Ini untuk menghadapi para Jendral,” kata si pemberi kayu. Lalu Bung Karno meminta seorang seniman di Yogjakarta untuk mengubahnya jadi tongkat komando.

Dalam khazanah politik Indonesia, “ageman” atau bisa disebut jimat pegangan, itu sudah biasa. Sebuah benda yang dipercaya pemiliknya biasanya bisa membawa karisma, kekuatan, atau bahkan sampai bantuan khusus. Hal serupa sering kita temukan dalam kisah-kisah rakyat tradisional—terlepas benar-tidaknya kebenaran ‘kekuatan’ benda itu sendiri.

Sama seperti Soekarno, Jendral Sumitro, tokoh utama dalam rivalitas dengan Ali Moertopo saat peristiwa Malari 1974. Sebelum meletusnya Malari, Sumitro didatangi seorang anak muda berpakaian dekil. Ia menyerahkan sebuah keris pada Sumitro, “Untuk menang, Pak,” katanya.

Lain lagi Soeharto. Ada yang bilang sumber kekuatan Pak Harto ada di Bu Tien, malah ada juga yang mengatakan, ageman Pak Harto adalah ‘konde’ istrinya sendiri. Bicara Pak Harto, terlepas dari itu, ia memang ‘sakti’. Ia dikenal sebagai seorang petapa, ahli kebatinan yang tinggi. Ia sering bertapa kungkum di pertemuan dua arus kali di Jakarta saat sedang tarik-ulur dengan Soekarno tahun 1965-1967..#yunia_cgo
Share:

0 comments:

Posting Komentar

Definition List

Unordered List

Support