Ing Ngarsa Sung Pawarta Ing Madya Mangun Karya Tut Wuri Jaya-jaya Wijayanti

our facebook page

Indonesia Bukan Anthek Ekonomi Neolib

Pak Ripto Petakilan
Caping Gunung Indonesia - Nikmatnya buah durian bagi petani dan orang kota yang kaya ternyata memang berbeda. Bagi petani nikmatnya durian bukan terletak pada manis, lezat dan aromanya rasanya, tetapi bagaimana hasil jerih payahnya dalam bertani bisa laku dijual di pasaran dengan harga yang pantas untuk menutup kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan bagi orang kota yang kaya nikmatnya buah durian semata-mata terletak pada manis, lezat dan aroma rasanya yang bisa dibeli dengan harga yang murah.

Pada setiap musim panen durian dan produk-produk pertanian lain, kita menyaksikan betapa pertarungan kelas antara proletar dan borjuis terjadi dengan kasat mata. Toh ujungnya tetap petani sebagai representasi kaum proletar yang berada dalam posisi yang semakin termarginalkan. Petani durian dan petani lain tetap harus menerima dirinya sebagai petani yang dimiskinkan, mereka tdk bisa menentukan harganya produk pertanian, karena otoritas penentuan harga menjadi domain pasar (tengkulak/pedagang).

Petani bisa menanam dan panen durian, tetapi tdk bisa menentukan harga durian. Petani selamanya akan tetap menjadi kaum proletar (petani miskin) dan yang pasti kaya adalah pengusaha/pedagang hasil pertanian. Berbeda jauh dengan perusahaan rokok, mobil, sepeda motor dll, mereka mampu memproduksi sekaligus menentukan harganya.

Kasus terpuruknya harga produk-produk pertanian adalah contoh riil betapa Kebijakan Ekonominya. Pro Ekonomi Kerakyatan dan anti Ekonomi Neolib hanyalah jargon politik kosong tanpa makna. Beranikah pengambil kebijakan memproteksi harga produk-produk pertanian seperti durian, cengkeh, kelapa, ketela, kopi dlsb dengan melakukan standarisasi harga? Ayo buktikan bahwa Indonesia bukan anthek Ekonomi Neolib.

SumberCaping Gunung Indonesia

Share:

0 comments:

Posting Komentar

Definition List

Unordered List

Support