Ing Ngarsa Sung Pawarta Ing Madya Mangun Karya Tut Wuri Jaya-jaya Wijayanti

our facebook page

Drama Kolosal "Surabaya Membara" Merenggut Nyawa


 
Drama Kolosal "Surabaya Membara" Merenggut Nyawa
 
Caping Gunung Indonesia - Pada Jumat (9/11) kemarin, acara tahunan drama kolosal "Surabaya Membara" digelar di depan Kantor Gubenur Jawa Timur. Acara yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan ini berakhir ricuh.

Drama kolosal tersebut diwarnai dengan insiden sejumlah penonton yang terjatuh dari viaduk saat menyelamatkan diri ketika kereta lewat. Bahkan terdapat 3 korban tewas akibat insiden tersebut.
Kombes Pol Rudi Setiawan Kapolrestabes Surabaya, mengklaim bahwa pemicu utama insiden ini bukan lantaran lokasi yang penuh sesak, melainkan akibat penonton yang mengambil lokasi yang salah untuk menyasikan teatrikal. Oleh karenanya, saat ini kepolisian masih menyatakan bahwa tragedi tersebut terjadi lantaran kelalaian penonton sendiri, bukan dari pihak panitia.

Selain itu, pagelaran drama kolosai ini rupanya tidak berkoordinasi dengan pemerintah kota maupun pihak KAI. "Tidak ada izin dari Pemkot. Kegiatan ini juga bukan agenda Pemkot. Kita tidak dilibatkan bahkan juga tidak dimintai masukan," kata M. Fikser pada Radio Suara Surabaya.

Seorang saksi mata, Takim mengatakan bahwa ia melihat kereta datang sambil membunyikan suling lokomotif. Dari kejauhan sudah terlihat kereta berjalan dengan pelan. "Dari jauh sudah terdengar suara sepur ngebel, sepur sih kelihatanya jalan pelan kok, sekitar 10 km-an," ujar Takim, dilansir dari Kaltim.tribunnews.

Sebelum kejadian, para korban sempat mencoba menghentikan laju kereta api dengan melempari baru kerikil yang berserakan di sekitar rel. Namun, masinis kereta api yang sebenarnya telah berupaya mengerem dan mengurangi kecepatan masih menyambar para penonton.

"Bukan melempari kereta dari depan ya. Tapi penonton yang (duduk) di samping yang melempari (kereta)," ujar Gatut Kepala Humas PT KAI Daop VIII Gatut Sutiyatmoko, dilansir dari JawaPos.com. "Ya, mungkin karena panik, keretanya kok nggak berhenti, terus dilempari."

Kecepatan kereta juga sudah menurun 10 km per jam dibanding batas normal rel viaduk yang mencapai 30 km per jam. "Tapi, nggak bisa ngerem mendadak. Akhirnya (kereta api) dilempari (para korban). Tapi sebagian (korban) yang masih bergerombol di viaduk, nggak bisa menyelamatkan diri," tutur Gatut.

Penonton yang berusaha menyelamatkan diri menghindari dari kereta dengan merapat ke pagar viaduk. Namun karena lokasi terlalu ramai, puluhan penonton jatuh ke dari atas viaduk. Tiga orang juga meninggal tersambar kereta.  #nurul_cgo
Sumber, Berita Indonesia
Share:

0 comments:

Posting Komentar

Definition List

Unordered List

Support