Caping Gunung Indonesia - Kabut asap semakin menganggu, baik dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia maupun negara-negara tetangga. Hal ini ternyata berpengaruh juga terhadap sepakbola.
Kabut asap yang menganggu penglihatan dan pernafasan sudah
memberikan dampak pada gelaran Piala Presiden 2015. Sebelumnya, asap
tipis sempat menganggu sesi latihan Bonek FC ketika sedang mencoba
lapangan Stadion Gelora Sriwijaya Palembang.
Sampai akhirnya memuncak pada keputusan Sriwijaya FC yang terpaksa
harus "pindah kandang" ke Stadion Manahan, Solo, karena Palembang
diselimuti asap saat menjamu Arema Cronus di leg 2 semifinal, Minggu 11
Oktober 2015.
Tapi, imbas kabut asap bukan hanya mengganggu kompetisi sepakbola
di Indonesia. Dengan ketebalan asap paling parah dalam dua tahun
terakhir, kabut asap kali ini juga mengganggu Piala Malaysia.
Seperti yang dilansir dari Soccerway, tercatat lima pertandingan
fase grup Piala Malaysia harus tertunda pada akhir pekan lalu. Bukan
hanya satu matchday, tapi sampai dua matchday harus batal bermain.
Juara Malaysia Super League, Johon Darul Ta'zim, sampai dua kali
mengalami penundaan. Sedangkan Perak, Terengganu, ATM, dan PKNS juga
harus menunggu tanggal pertandingan baru yang akan ditentukan.
Menurut The Star Malaysia, komite kompetisi Asosiasi Sepakbola
Malaysia (FAM) memutuskan untuk memundurkan pertandingan setelah Index
Polusi Udara (API) sampai melebihi 150. Angka tersebut sudah tidak sehat
untuk manusia.
Bukan hanya Piala Malaysia, agenda tahunan Kuala Lumpur Marathon
pun akhirnya dibatalkan. Pasalnya, angka polusi ibukota Negeri Jiran itu
mencapai 283.
0 comments:
Posting Komentar