Gua di Pacitan lorongnya panjang, stalak tit dan mit nya begitu tipis, tembus pandang sinar lampu dan selalu meneteskan air. Kain gordennya (shawl drappery) tinggi membentang, menuntun Anda untuk mengagumi ciptaan yang Maha Sempurna. Ketika anda turun kedalam perut bumi, anda akan ternganga, karena di depan mata terhampar ruang amat luas, kolom2nya tinggi seperti istana Romawi. Jika lampu dipadamkan, anda terdiam, suara titik air nya terkesan begitu teratur dan ritmis, seolah dentingan suaranya yang memancarkan energi magis yang memancar dari kegelapan.
Punung, Donorejo, Pacitan, 140 km selatan kota Solo. Melalui jalan pegunungan yg sepi dan mulus, lokasi tsb. dapat dicapai kurang dari 3 jam dari Pusat Kota Solo. Anda tak akan menyesal dgn harga karcisnya yg 2,500 rupiah per orang. Khususnya utk sebuah kunjungan di perut bumi yg mengesankan. Dari kunjungan gua di berbagai tempat, gua Pacitan ini masih yg terbaik dan paling menarik untuk dinikmati.
Gua
dengan stalagtit dan stalagmit yang dikatakan dihormati selenium Asia
Tenggara memiliki kedalaman sekitar 256 m, selain memiliki 5 sendang
yang Sendang Incantation Rogo, Sendang Panguripan,Sendang Alcove Jiwo, sendang Kamulyan, dan sendang Ralung Nisto yang dikenal memiliki nilai magis untuk menyembuhkan penyakit.
Keindahan Stalagnit dan stalagmit hampir tidak membuat kejutan
diabadikan dengan nama Selo cengger Bumi, Gerbang Cello Giri, Selo Citro
Cipto Agung, Cello Pakuan Bomo, Cello Adi Citro Buwono, Cello Bantaran Angin dan Cello Susuh Angin. Gua ini terletak 30 km dari barat
Pacitan tepatnya pedesaan kabupaten Bomo dari Punung dan mudah dicapai
dengan semua jenis kendaraan.
0 comments:
Posting Komentar