"Suatu bentuk penegasan bahwa Presiden itu dalam sistem presidensialisme adalah sebagai chief of executive,
sebagai kepala pemerintahan. Sehingga para menteri itu adalah pembantu
yang diangkat oleh Presiden, sehingga menteri itu tidak boleh memiliki
visi masing-masing. Dia harus menjalankan visi dari Presiden."ujar eko
Caping Gunung Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) di penghujung periode pertamanya mengingatkan bahwa tidak ada ruang untuk visi-misi jajarannya. Pihak Istana menjelaskan hal itu sebagai penegasan dari Jokowi bahwa loyalitas menteri harus 100 persen kepada Presiden.
Deputi IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi KSP Eko Sulistyo awalnya menjelaskan bahwa dalam sistem presidensialisme, Presiden bertindak sebagai chief of executive. Karena itulah, para menteri tidak boleh memiliki visi masing-masing.
"Suatu bentuk penegasan bahwa Presiden itu dalam sistem presidensialisme adalah sebagai chief of executive, sebagai kepala pemerintahan. Sehingga para menteri itu adalah pembantu yang diangkat oleh Presiden, sehingga menteri itu tidak boleh memiliki visi masing-masing. Dia harus menjalankan visi dari Presiden," ujar Eko saat dihubungi, Jumat (4/10/2019).
Eko mengatakan loyalitas menteri harus 100 persen kepada Presiden sebagai chief of executive. Menurut Eko, loyalitas menteri tidak boleh terbagi kepada partai politik yang mengutusnya.
"Sebagai chief of executive, itu berarti para menteri ini 100 persen harus menjadi orangnya Presiden. Loyalitasnya 100 persen harus kepada Presiden. Iya (bukan kepada partainya), kalau sudah diangkat menjadi menteri dia sebagai orang pembantu Presiden, sehingga menyangkut loyalitasnya kepada Presiden," jelas Eko.Menurut Eko, Presiden Jokowi hanya mengingatkan kembali jajarannya, karena hal yang sama pernah diucapkan Jokowi di awal periode pertama ia menjabat. Eko menyebut pernyataan itu sekaligus sebagai bimbingan Jokowi kepada para menterinya di periode kedua nanti.
"Ini bisa aja kemudian dalam akhir masa periode pertama ini, bahwa penegasan ini sekaligus juga menjadi semacam guidance buat para menteri-menterinya yang akan membantu Presiden, siapapun menterinya yang akan membantu Presiden nanti yang akan dipilih oleh Presiden nanti pada periode kedua. Bahwa tidak (ada) visi-misi menteri, tapi yang ada visi-misi Presiden," ucapnya.
Sebelumnya, di penghujung periode pertama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan bahwa tidak ada ruang untuk visi-misi jajarannya. Jokowi menegaskan jajaran kabinet hanya mengimplementasikan visi-misi presiden dan wakil presiden.
"Saya ingat bahwa di awal pembentukan kabinet kerja saya menyampaikan bahwa tidak ada visi-misi menteri, yang ada adalah visi-misi presiden, wakil presiden agar semuanya kita betul-betul berada dalam satu visi, satu tujuan, dan satu jalur," ujar Jokowi saat membuka sidang kabinet paripurna yang terakhir di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (3/10).
sumber : berita indonesia
Puri_Cgo
0 comments:
Posting Komentar