Caping Gunung Indonesia - Supani (63) atau yang akrab disapa Mbah Pani berhasil melaksanakan ritual tapa pendhem, atau bertapa dalam keadaan dikubur hidup-hidup selama 5 hari 5 malam.
Liang kubur tempat Mbah Pani bertapa telah dibongkar pada Jumat (20/9) petang. Lokasinya sendiri di dalam ruang dapur di rumahnya yang berada di Desa Bendar RT 3 RW 1, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati.
Mulai dari warga, perangkat desa, aparat keamanan sampai tim medis memadati rumah Mbah Pani turut menyaksikan proses pembongkaran liang kuburnya. Isak tangis keluarga dan seruan doa-doa mengiringi prosesi Mbah Pani keluar dari liang kubur. Prosesi pembongkaran kuburan sendiri dilakukan secara tertutup karena terbatasnya ruangan. Warga yang penasaran dengan ritual tapa pendhem Mbah Pani memilih untuk menunggu di sekitar luar rumah.
"Alhamdulillah tadi begitu dibongkar, dibangunkan Mbah Pani langsung sadar, membuka matanya juga langsung ngerti ini ngerti itu. Artinya sadar betul," kata sang adik ipar, Joko Wiyono.
Sementara Ketua Tim Medis Puskesmas Juwana, Hadi Widiyono, menyebut kondisi Mbah Pani saat diperiksa dipastikan dalam keadaan sehat dan normal. Hanya kondisi fisik yang pucat dan lemas. Hal itu pun dinilai wajar sebab 5 hari 5 malam bertapa dalam kondisi dikubur.
"Pernafasan, tensi, nadinya secara medis bagus normal semua. Alhamdulillah insyaallah tidak apa-apa, kondisinya bagus. Kalau pucat lumrah, lemas juga lumrah karena memang kekurangan cairan. Tensi tadi 120/80 lumrah," kata Hadi kepada wartawan. Pihak puskesmas menyebut akan melakukan pendampingan secara intensif selama dua hari ke depan untuk memantau kondisi kesehatan Mbah Pani.
"Melalui bidan desa setempat ya, kami akan memantau. Termasuk kami meminta koordinasi dari keluarga dan pemdes, agar berkabar dengan kami soal kondisi kesehatan Mbah Pani. Setelah 2-3 hari saya yakin sudah kembali normal semua," imbuhnya. #nurul_cgo
Liang kubur tempat Mbah Pani bertapa telah dibongkar pada Jumat (20/9) petang. Lokasinya sendiri di dalam ruang dapur di rumahnya yang berada di Desa Bendar RT 3 RW 1, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati.
Mulai dari warga, perangkat desa, aparat keamanan sampai tim medis memadati rumah Mbah Pani turut menyaksikan proses pembongkaran liang kuburnya. Isak tangis keluarga dan seruan doa-doa mengiringi prosesi Mbah Pani keluar dari liang kubur. Prosesi pembongkaran kuburan sendiri dilakukan secara tertutup karena terbatasnya ruangan. Warga yang penasaran dengan ritual tapa pendhem Mbah Pani memilih untuk menunggu di sekitar luar rumah.
"Alhamdulillah tadi begitu dibongkar, dibangunkan Mbah Pani langsung sadar, membuka matanya juga langsung ngerti ini ngerti itu. Artinya sadar betul," kata sang adik ipar, Joko Wiyono.
Sementara Ketua Tim Medis Puskesmas Juwana, Hadi Widiyono, menyebut kondisi Mbah Pani saat diperiksa dipastikan dalam keadaan sehat dan normal. Hanya kondisi fisik yang pucat dan lemas. Hal itu pun dinilai wajar sebab 5 hari 5 malam bertapa dalam kondisi dikubur.
"Pernafasan, tensi, nadinya secara medis bagus normal semua. Alhamdulillah insyaallah tidak apa-apa, kondisinya bagus. Kalau pucat lumrah, lemas juga lumrah karena memang kekurangan cairan. Tensi tadi 120/80 lumrah," kata Hadi kepada wartawan. Pihak puskesmas menyebut akan melakukan pendampingan secara intensif selama dua hari ke depan untuk memantau kondisi kesehatan Mbah Pani.
"Melalui bidan desa setempat ya, kami akan memantau. Termasuk kami meminta koordinasi dari keluarga dan pemdes, agar berkabar dengan kami soal kondisi kesehatan Mbah Pani. Setelah 2-3 hari saya yakin sudah kembali normal semua," imbuhnya. #nurul_cgo
Sumber, Berita Indonesia
0 comments:
Posting Komentar