Ing Ngarsa Sung Pawarta Ing Madya Mangun Karya Tut Wuri Jaya-jaya Wijayanti

our facebook page

Guiding Block Di Trenggalek Menabrak Pohon Dan Tiang Listrik

Guiding Block Di Trenggalek Menabrak Pohon Dan Tiang Listrik

 "Sebetulnya lebih nyaman untuk teman-teman tuna netra, tapi ya itu, kekurangannya kalau di tengah (trotoar) itu ada pohon atau tiang seharusnya guiding block-nya harus dibelokkan. Kami harap ini lebih disempurnakan lagi," kata salah seorang tunanetra Trenggalek, Suprayitno
Caping Gunung Indonesia -Sejumlah trotoar di Kabupaten Trenggalek dilengkapi 'guiding block' sebagai petunjuk jalan penyandang disabilitas. Namun sayang pemasangannya terkesan asal-asalan. Beberapa titik justru mengarah pada pohon maupun tiang kabel telepon.


Beberapa lokasi pemasangan guiding block yang tidak tepat, salah satunya berada di depan kantor Sekretariat Daerah (Setda) Trenggalek dan di depan kantor Telkom setempat. Para disabilitas menilai kondisi tersebut bisa membahayakan saat digunakan berjalan kaki. Sebab, bisa menabrak pohon maupun tiang yang ada di depannya.

Hal tersebut terbukti saat dilakukan uji coba langsung seorang penyandang tunanetra. Mereka tidak bisa menghindari pohon serta tiang yang ada di depannya, karena mengikuti guiding block yang terpasang.

"Sebetulnya lebih nyaman untuk teman-teman tuna netra, tapi ya itu, kekurangannya kalau di tengah (trotoar) itu ada pohon atau tiang seharusnya guiding block-nya harus dibelokkan. Kami harap ini lebih disempurnakan lagi," kata salah seorang tunanetra Trenggalek, Suprayitno
Menurutnya, pemasangan pentunjuk jalan sangat diperlukan, mengingat para penyandang tunanetra tidak selamanya hanya bergantung pada orang lain. Mereka mengaku juga ingin menikmati mobilitas secara mandiri.

"Orientasinya harus bisa mobilitas sendiri. Misalkan ingin jalan-jalan di sekitar alun-alun dan menaikmati fasilitas yang ada, mendengarkan suara mobil, kendaraan maupun orang-orang," ujarnya.

Hal senada disampaikan aktivis peduli penyandang disabilitas, Taryaningsih. Menurutnya, fasilitas trotoar yang dilengkapi dengan pentunjuk jalan bagi tuna netra masih sangat minim dan hanya ada di beberapa titik, itupun tidak terpasang secara sempurnya.


"Guiding block itu juga masih belum lengkap, karena untuk petunjuk berhenti masih belum ada, semuanya jalan," katanya.

Selain itu, jelas dia, sebagian trotoar yang ada juga kurang ramah terhadap penyandang disabilitas. Utamanya yang menggunakan kursi roda, karena desain ujung trotoar tidak dibuat miring.

"Sehingga tunadaksa yang memakai kursi roda tidak bisa memanfaatkan trotoar, bahkan untuk yang trotoar baru pun, kemiringannya kurang landai. Terbukti tadi saat dilakukan ujicoba, masih kesulitan untuk naik," jelasnya.

Kondisi tersebut memaksa para tunadaksa yang menggunakan kursi roda harus menggunakan jalan aspal berhimpitan dengan pengguna jalan lainnya. Seperti mobil, truk, maupun sepeda motor.

Pihaknya berharap, pemerintah daerah memiliki komitmen untuk memberikan fasilitas bagi para difabel. Sehingga seluruh warga bisa menikmati fasilitas publik dengan aman dan nyaman. "Fasilitas difabel di Trenggalek saat ini masih sangat minim," imbuhnya.

Sementara Kabag Protokol dan Rumah Tangga Pemkab Trenggalek, Triadi Atmono mengakui sejumlah kekurangan dalam pemasangan guiding block tersebut, sehingga tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh para tunanetra.

"Mamang ada beberapa titik yang perlu dievaluasi, karena ada yang menabrak pohon. Di situ nanti perlu adanya pembelokan arah," ujarnya. #nur_cgo

Sumber, Berita Indonesia
Share:

0 comments:

Posting Komentar

Definition List

Unordered List

Support