Seseorang yang tengah galau dan patah hati akan hidup dengan penuh perasaan buruk. Hal itu kemudian memicu seseorang untuk melakukan pola hidup tidak sehat, seperti tidak memperhatikan makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Caping Gunung Indonesia - Tahukah Anda bahwa sering galau dan sakit hati bisa memicu timbulnya penyakit jantung.
Menurut dokter dari Yayasan Jantung Indonesia (YJI), dr. Siska Suridanda Danny, SpJP(K), hal itu memang bisa saja terjadi.
Menurutnya, galau dan sakit hati yang berlebihan bisa memunculkan stres. Hal itulah yang bisa menjadi penyebab penyakit jantung.
“Intinya, stres merupakan salah satu pemicu terjadinya metabolisme yang tidak baik di jantung,” kata Siska di kantor Yayasan Jantung Indonesia, Jakarta.
Siska lantas menceritakan bagaimana ‘perjalanan’ galau dan sakit hati sampai akhirnya mengganggu kesehatan tubuh, terutama jantung.
Seseorang yang tengah galau dan patah hati akan hidup dengan penuh perasaan buruk. Hal itu kemudian memicu seseorang untuk melakukan pola hidup tidak sehat, seperti tidak memperhatikan makanan yang masuk ke dalam tubuh.
“Jadi paling sering awalnya asam lambung dulu yang meningkat, kemudian menjadi nyeri ulu hati mual. Nah, hal itu akan membuat nggak nafsu makan dan hal lainnya. Saat stres sudah kronik bisa mengakibatkan gangguan yang serius," ujar Siska.
Penyakit jantung seperti ini disebut sebagai penyakit jantung koroner, yakni satu penyakit yang muncul karena gaya hidup, pola makan, dan lingkungan sekitar.
Seseorang yang terserang penyakit jantung biasanya akan menunjukkan gejala nyeri di sekitar ulu hati, dada bahkan sampai ke punggung. Selain itu, Anda mungkin juga akan merasakan sakit di sekitar leher hingga ke rahang. Ini terjadi karena bagian-bagian itu dipersarafi dengan saraf yang sama dengan jantung.
“Umumnya orang yang kena sakit jantung tidak bisa menunjukkan dengan pasti di mana letak sakitnya. Kalau bisa ditunjuk, 90 persen itu bukan sakit jantung, karena rasa sakit itu berasal dari luar atau nyeri somatik. Sementara sakit jantung, sakitnya berasal dari dalam,” urai Siska.
Caranya, hindari stres untuk jantung yang sehat.
Untuk menghindari serangan jantung, apalagi serangan yang mendadak, Anda harus mampu mengontrol rasa stres. Semakin jarang Anda merasa stres, semakin kecil kemungkinan penyakit jantung menghampiri.
“Stres itu merupakan bagian yang sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tapi mesti punya strategi untuk manajemen stres itu. Sebagian orang menemukan strateginya dengan olahraga, yoga,” saran Siska.
Salah satu cara yang bisa dipilih adalah bergabung dengan komunitas olahraga. Di samping itu, perbanyak konsumsi sayur dan buah dan kurangi sodium.
Jadi, hindari sering-sering galau agar tidak terserang penyakit jantung. Jika stres melanda, berceritalah pada orang terdekat, atau bila perlu kunjungi terapis. Jangan lupa terapkan pola hidup sehat. Bila mengalami nyeri dada yang berat, disertai sesak napas, keringat dingin, segeralah periksa ke dokter#nur_cgo
Menurut dokter dari Yayasan Jantung Indonesia (YJI), dr. Siska Suridanda Danny, SpJP(K), hal itu memang bisa saja terjadi.
Menurutnya, galau dan sakit hati yang berlebihan bisa memunculkan stres. Hal itulah yang bisa menjadi penyebab penyakit jantung.
“Intinya, stres merupakan salah satu pemicu terjadinya metabolisme yang tidak baik di jantung,” kata Siska di kantor Yayasan Jantung Indonesia, Jakarta.
Siska lantas menceritakan bagaimana ‘perjalanan’ galau dan sakit hati sampai akhirnya mengganggu kesehatan tubuh, terutama jantung.
Seseorang yang tengah galau dan patah hati akan hidup dengan penuh perasaan buruk. Hal itu kemudian memicu seseorang untuk melakukan pola hidup tidak sehat, seperti tidak memperhatikan makanan yang masuk ke dalam tubuh.
“Jadi paling sering awalnya asam lambung dulu yang meningkat, kemudian menjadi nyeri ulu hati mual. Nah, hal itu akan membuat nggak nafsu makan dan hal lainnya. Saat stres sudah kronik bisa mengakibatkan gangguan yang serius," ujar Siska.
Penyakit jantung seperti ini disebut sebagai penyakit jantung koroner, yakni satu penyakit yang muncul karena gaya hidup, pola makan, dan lingkungan sekitar.
Seseorang yang terserang penyakit jantung biasanya akan menunjukkan gejala nyeri di sekitar ulu hati, dada bahkan sampai ke punggung. Selain itu, Anda mungkin juga akan merasakan sakit di sekitar leher hingga ke rahang. Ini terjadi karena bagian-bagian itu dipersarafi dengan saraf yang sama dengan jantung.
“Umumnya orang yang kena sakit jantung tidak bisa menunjukkan dengan pasti di mana letak sakitnya. Kalau bisa ditunjuk, 90 persen itu bukan sakit jantung, karena rasa sakit itu berasal dari luar atau nyeri somatik. Sementara sakit jantung, sakitnya berasal dari dalam,” urai Siska.
Caranya, hindari stres untuk jantung yang sehat.
Untuk menghindari serangan jantung, apalagi serangan yang mendadak, Anda harus mampu mengontrol rasa stres. Semakin jarang Anda merasa stres, semakin kecil kemungkinan penyakit jantung menghampiri.
“Stres itu merupakan bagian yang sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tapi mesti punya strategi untuk manajemen stres itu. Sebagian orang menemukan strateginya dengan olahraga, yoga,” saran Siska.
Salah satu cara yang bisa dipilih adalah bergabung dengan komunitas olahraga. Di samping itu, perbanyak konsumsi sayur dan buah dan kurangi sodium.
Jadi, hindari sering-sering galau agar tidak terserang penyakit jantung. Jika stres melanda, berceritalah pada orang terdekat, atau bila perlu kunjungi terapis. Jangan lupa terapkan pola hidup sehat. Bila mengalami nyeri dada yang berat, disertai sesak napas, keringat dingin, segeralah periksa ke dokter#nur_cgo
0 comments:
Posting Komentar