Ing Ngarsa Sung Pawarta Ing Madya Mangun Karya Tut Wuri Jaya-jaya Wijayanti

our facebook page

Sulitnya Mencari Air Di Trenggalek


Sulitnya Mencari Air Di Trenggalek
 "Padahal kalau musim penghujan, di sini ini air sangat melimpah, tapi kalau sudah musim kemarau habis semuanya. Air langsung lenyap" kata Sukarni
Caping Gunung Indonesia -Bencana kekeringan rutin terjadi setiap tahun di Kabupaten Trenggalek, khususnya di Dusun Selorejo, Desa Mlinjon, Kecamatan Suruh. Warga harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan pokok tersebut hingga ke kawasan hutan.

Sukarni, salah seorang warga Selorejo menuturkan, pada tahun ini krisis air mulai terjadi sejak tiga bulan terakhir. Sumur-sumur warga yang ada di masing-masing rumah telah kering dan tak lagi mengeluarkan air.

"Padahal kalau musim penghujan, di sini ini air sangat melimpah, tapi kalau sudah musim kemarau habis semuanya. Air langsung lenyap" kata Sukarni
Saat ini ia dan warga yang ada di lingkungan sekitar harus mencari pasokan air ke sumur-sumur yang ada di pinggir hutan. Itupun tidak bisa didapatkan dengan leluasa, warga harus bergiliran dan mengantre selama berjam-jam.

"Di (hutan) sini banyak sumurnya ada sekitar tujuh atau sembilan, tapi ya itu tidak ada airnya, jadi harus menunggu, mungkin untuk satu jeriken harus nunggu satu jam, terkadang lebih," ujar Sukarni. Sukarni dan warga lain mengaku telah berusaha mencari air dengan membuat sumur-sumur baru dengan kedalaman hingga 30 meter. Namun usaha tersebut sia-sia dan tetap kering pada saat musim kemarau tiba. Untuk mencukupi kebutuhan sehari hari warga terkadang harus mencari air hingga ke luar dusun.

"Istilahnya kalau di sini ini nglayari atau mencari hingga ke sungai atau sumber yang ada di bawah sana, biasanya saya pakai motor dengan dua atau tiga jeriken," imbuh Sukarni.

Hal senada diungkapkan Yati, ibu rumah tangga ini mengaku sering mengalami kekurangan air untuk memasak, mandi maupun mencuci. Air bersih yang biasanya ia dapatkan dari pinggir hutan hanya digunakan untuk memasak dan mandi.

"Terkadang itu masih kurang, mandinya ya cuma satu ember kecil. Kalau untuk mencuci pakaian biasanya ke sungai, lokasinya jauh dari sini. Ya mau bagaimana lagi, karena kodisinya seperti ini," ujarnya.

Ditambahkan Yati, selama mengalami krisis air dalam tiga bulan terakhir, warga telah mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek. Namun menurutnya, pasokan bantuan air bersih tersebut tidak rutin setiap hari dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga.

"Terkadang habis di pinggir jalan, sedangkan yang di lingkungan yang ada di dalam masih belum, sehingga ya tetap harus ke hutan sini," imbuhnya.

Sementara itu, Sukarni juga mengakui pasokan bantuan air bersih tidak rutin dikirim setiap hari, namun pihaknya bisa memaklumi, karena terdapat beberapa daerah lain yang juga mengalami kekeringan serupa. "Kalau dibilang cukup ya cukup, tapai kalau dibilang kurang ya kurang, tapi ya cukup membantu," ungkapnya.#nur_cgo

Share:

0 comments:

Posting Komentar

Definition List

Unordered List

Support