Caping Gunungh Indonesia - Sejumlah petani di Trenggalek masih melestarikan tradisi Ider-ider yang telah ada sejak ratusan tahun silam, menyambut musin tanam dan panen raya padi.
Kelompok tani yang masih menjalankan tradisi Ider-ider berada di Dusun Jatisari, Desa/Kecamatan Pogalan Trenggalek. Prosesi Ider-ider dilakukan dengan memasang aneka sesaji atau cok bakal di empat penjuru mata angin pada tapal batas kawasan persawahan.
Pemasangan tidak bisa dilakukan smbarangan, karena harus melalui prosesi adat dengan disertai aneka doa. Sesepuh dengan berjalan kaki mengitari area tanam sambil membakar batang padi kering.
"Isi dari cok bakal itu ada batang padi kering, takir dari daun kepala yang diisi dengan telur. bunga, rempah-rempah bumbu dapur serta janur," kata salah seorang sesepuh desa, Wakiran.
Menurutnya tradisi Ider-ider merupakan reprsentasi dari rasa syukur petani terhadap hasil panen yang melimpah. Selain itu juga sekaligus pengharapan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tanaman padi berikutnya bisa subur dan terbebas dari serangan hama. "Ider-ider ini sudah ada sejak zaman nenek moyang dulu," ujarnya.
Ssalah seorang petani, Sudarto mengaku, hasil tanaman padi di wilayahnya saat ini relatif lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Untuk menjaga pertumbuhan tanaman padi, para petani memilih untuk menggunakan agen hayati sebagai pembasmi hama.
"Jadi padi di kelompok ini tidak menggunakan pestisida, sehingga bisa dikatakan sebagai padi organik. Hasilnya lumayan bagus," katanya.
Menurutnya, meskipun hasilnya tidak sebanyak padi sistem konvensional, tanamaan padi kelompoknya relatif lebih tahan terhadap serangan hama, termasuk wereng yang saat ini sedang mewabah.
"Ini kalau satu hektare hasilnya sekitar 4,5 Ton, tahun lalu 4 Ton, ya mulai ada peningkatan. Kalau padi ini lebih sehat, karena tidak pakai pestisida," imbuhnya.
Sumber, Berita Indonesia
0 comments:
Posting Komentar