Ing Ngarsa Sung Pawarta Ing Madya Mangun Karya Tut Wuri Jaya-jaya Wijayanti

our facebook page

5 Pemain yang Gagal Memenuhi Potensi Mereka Akibat Perilaku Buruk

Caping Gunung Indonesia - Gaya hidup yang gemar berfoya-foya dan rendahnya kedisiplinan menjadi faktor utama yang membuat seorang pemain mengalami stagnasi dalam karirnya. Seperti sembilan pemain yang kami rangkum di bawah ini.

1. Hatem Ben Arfa

Salah satu pemain dengan bakat terbaik di generasinya, Hatem Ben Arfa merupakan pemain kelas dunia dengan gabungan teknik serta visinya sebagai seorang gelandang serang. Namun sayangnya, masalah profesionalisme menjadi momok utama produk akademi Lyon ini.

Sukses bersama Olympique Lyon dan Marseille, Ben Arfa hijrah ke Premier League untuk bergabung dengan Newcastle United. Namun kombinasi dari kemalasan, rendahnya motivasi, dan sikap tidak profesional membuat karirnya tenggelam. Dia sempat dipinjamkan ke Hull City musim 2014/15, namun tetap tidak merubah sikapnya hingga membuat dirinya dibekukan dari skuat sekembalinya ke Newcastle United.

Dirinya baru mendapatkan kembali perfromanya kala bergabung bersama Nice selama musim 2015/16. Kini bergabung bersama Paris Saint-Germain di usianya yang ke-29 tahun, dirinya berharap untuk memenuhi potensinya yang selama ini tenggelam.

2. Ricardo Quaresma

Tidak dapat dimungkiri bahwa Quaresma adalah seorang pemain berbakat dan memiliki potenso untuk menjadi superstar selayaknya rekannya di Timnas Portugal, Cristiano Ronaldo. Setelah sukses bersama Sporting Lisbon, Quaresma menuntaskan kepindahannya ke Barcelona pada usia 20 tahun. Usia yang sama kala Ronaldo hijrah ke Manchester United.

Namun segalanya berjalan berbeda semenjak saat itu. Perbedaan sikap antara keduanya membuat karir Quaresma stagnan. Sempat kembali hidup di Porto, dirinya kembali gagal bersinar di Inter MIlan dan Chelsea.

Kini di usia 32 tahun, Quaresma nampaknya telah sepenuhnya menyadari kesalahannya. Diapun mengatakan terang-terangan bhawa bakat tanpa sikap yang baik tak akan menciptakan karir yang stabil. Dan di usia ini pula Quaresma berhasil menjuarai Euro 2016 bersama Portugal.

3. Emmanuel Adebayor 

Adebayor sejatinya merupakan salah satu striker paling berbakat yang pernah ada di Premier League. Pada musim 2007/08, hanya Cristiano Ronaldo yang mampu mencetak gol lebih banyak daripada striker Timnas Togo tersebut.

Sempat tampil menjanjikan bersama Arsenal, kepindahannya ke Manchester City justru menjadi titik balik bagi karirnya. Sikap buruknya menjadi salah satu penyebabnya. Dimulai dari selebrasi gol yang ofensif bagi suporter lawan, berbagai komentar tidak pantas untuk mantan klub yang pernah dia bela, hingga kecenderungan untuk merasa lebih baik daripada rekan-rekannya membuat dirinya menjadi figur yang tidak disukai oleh suporter maupun rekan-rekannya.

Dirinya juga dianggap hanya mau tampil konsisten kala mengejar perpanjangan kontrak, namun enggan melakukannya jika apa yang dia inginkan telah dia dapatkan.

4. Antonio Casssano 

Striker berkualitas, namun memiliki emosi yang meledak-ledak, itulah penggambaran paling cocok untuk seorang Antonio Cassano. Striker sekaligus playmaker Italia.

Visi serta kecerdikannya membuatnya menjadi idola kala berseragam AS Roma, namun transfernya ke Real Madrid musim 2006/07 menjadi sebuah blunder. Jarang diturunkan di Madrid, Cassano kemudian dijual ke Sampdoria pada musim 2008/09.

Sejak saat itu dirinya terus berpindah-pindah klub, dan tidak pernah mampu menggapai gelar penting di level klub. Emosinya yang meletup-letup disinyalir menjadi penyebab dirinya sulit bekerja sama dengan pelatih maupun pihak manajemen klub.

5. Adriano 

Dikenal dunia kala membela Parma dan Inter Milan pada tahun 2000-an, Adriano memiliki semua atribut yang dibutuhkan untuk menjadi soerang striker papan atas dunia. Fisik yang besar, kecepatan, dan tendangan super keras, menjadi beberapa variabel yang membuatnya begitu ditakuti kala berseragam Inter Milan.

Namun sayangnya, segudang bakat tersebut tidak disertai oleh tingkah laku yang baik. Dirinya beberapa kali terindikasi terlibat kasus narkoba. Gaya hidup mewah serta tingkah laku tidak profesional Adriano membuat dirinya bermasalah dengan rekan-rekan setim serta pelatih. Selain itu, dirinya juga dituduh mengalami kenaikan berat badan signifikan kala membela AS Roma, yang membuatnya tidak fit untuk bermain,

Selepas membela AS Roma musim 2010/11, Adriano terus berpindah klub dan total hanya bermain sebanyak lima kali selama empat tahun terakhir di empat klub berbeda. Bahkan kini beredar isu bahwa dirinya terlibat aksi kriminal bersama geng lokal di Rio de Janeiro.
Sumber,Berita Indonesia




Share:

0 comments:

Posting Komentar

Definition List

Unordered List

Support