Caping Gunung Indonesia - Gaya hidup yang gemar berfoya-foya dan rendahnya
kedisiplinan menjadi faktor utama yang membuat seorang pemain mengalami
stagnasi dalam karirnya. Seperti sembilan pemain yang kami rangkum di
bawah ini.
1. Hatem Ben Arfa
Salah satu pemain dengan bakat terbaik di generasinya, Hatem Ben Arfa
merupakan pemain kelas dunia dengan gabungan teknik serta visinya
sebagai seorang gelandang serang. Namun sayangnya, masalah
profesionalisme menjadi momok utama produk akademi Lyon ini.
Sukses
bersama Olympique Lyon dan Marseille, Ben Arfa hijrah ke Premier League
untuk bergabung dengan Newcastle United. Namun kombinasi dari
kemalasan, rendahnya motivasi, dan sikap tidak profesional membuat
karirnya tenggelam. Dia sempat dipinjamkan ke Hull City musim 2014/15,
namun tetap tidak merubah sikapnya hingga membuat dirinya dibekukan dari
skuat sekembalinya ke Newcastle United.
Dirinya baru
mendapatkan kembali perfromanya kala bergabung bersama Nice selama musim
2015/16. Kini bergabung bersama Paris Saint-Germain di usianya yang
ke-29 tahun, dirinya berharap untuk memenuhi potensinya yang selama ini
tenggelam.
2. Ricardo Quaresma
Tidak dapat dimungkiri bahwa Quaresma adalah seorang pemain berbakat dan memiliki potenso untuk menjadi superstar selayaknya
rekannya di Timnas Portugal, Cristiano Ronaldo. Setelah sukses bersama
Sporting Lisbon, Quaresma menuntaskan kepindahannya ke Barcelona pada
usia 20 tahun. Usia yang sama kala Ronaldo hijrah ke Manchester United.
Namun
segalanya berjalan berbeda semenjak saat itu. Perbedaan sikap antara
keduanya membuat karir Quaresma stagnan. Sempat kembali hidup di Porto,
dirinya kembali gagal bersinar di Inter MIlan dan Chelsea.
Kini
di usia 32 tahun, Quaresma nampaknya telah sepenuhnya menyadari
kesalahannya. Diapun mengatakan terang-terangan bhawa bakat tanpa sikap
yang baik tak akan menciptakan karir yang stabil. Dan di usia ini pula
Quaresma berhasil menjuarai Euro 2016 bersama Portugal.
3. Emmanuel Adebayor
Adebayor sejatinya merupakan salah satu striker paling berbakat yang
pernah ada di Premier League. Pada musim 2007/08, hanya Cristiano
Ronaldo yang mampu mencetak gol lebih banyak daripada striker Timnas
Togo tersebut.
Sempat tampil menjanjikan bersama
Arsenal, kepindahannya ke Manchester City justru menjadi titik balik
bagi karirnya. Sikap buruknya menjadi salah satu penyebabnya. Dimulai
dari selebrasi gol yang ofensif bagi suporter lawan, berbagai komentar
tidak pantas untuk mantan klub yang pernah dia bela, hingga
kecenderungan untuk merasa lebih baik daripada rekan-rekannya membuat
dirinya menjadi figur yang tidak disukai oleh suporter maupun
rekan-rekannya.
Dirinya juga dianggap hanya mau tampil
konsisten kala mengejar perpanjangan kontrak, namun enggan melakukannya
jika apa yang dia inginkan telah dia dapatkan.
4. Antonio Casssano
Striker berkualitas, namun memiliki emosi yang meledak-ledak, itulah
penggambaran paling cocok untuk seorang Antonio Cassano. Striker
sekaligus playmaker Italia.
Visi serta
kecerdikannya membuatnya menjadi idola kala berseragam AS Roma, namun
transfernya ke Real Madrid musim 2006/07 menjadi sebuah blunder. Jarang
diturunkan di Madrid, Cassano kemudian dijual ke Sampdoria pada musim
2008/09.
Sejak saat itu dirinya terus berpindah-pindah
klub, dan tidak pernah mampu menggapai gelar penting di level klub.
Emosinya yang meletup-letup disinyalir menjadi penyebab dirinya sulit
bekerja sama dengan pelatih maupun pihak manajemen klub.
5. Adriano
Dikenal dunia kala membela Parma dan Inter Milan pada tahun 2000-an,
Adriano memiliki semua atribut yang dibutuhkan untuk menjadi soerang
striker papan atas dunia. Fisik yang besar, kecepatan, dan tendangan
super keras, menjadi beberapa variabel yang membuatnya begitu ditakuti
kala berseragam Inter Milan.
Namun sayangnya, segudang
bakat tersebut tidak disertai oleh tingkah laku yang baik. Dirinya
beberapa kali terindikasi terlibat kasus narkoba. Gaya hidup mewah serta
tingkah laku tidak profesional Adriano membuat dirinya bermasalah
dengan rekan-rekan setim serta pelatih. Selain itu, dirinya juga dituduh
mengalami kenaikan berat badan signifikan kala membela AS Roma, yang
membuatnya tidak fit untuk bermain,
Selepas membela AS
Roma musim 2010/11, Adriano terus berpindah klub dan total hanya bermain
sebanyak lima kali selama empat tahun terakhir di empat klub
berbeda. Bahkan kini beredar isu bahwa dirinya terlibat aksi kriminal
bersama geng lokal di Rio de Janeiro.
Sumber,Berita Indonesia
Home »
8.Internasional
,
9.Warta
,
92.Olahraga dan Kesehatan
,
921.Bola
» 5 Pemain yang Gagal Memenuhi Potensi Mereka Akibat Perilaku Buruk
0 comments:
Posting Komentar