Ing Ngarsa Sung Pawarta Ing Madya Mangun Karya Tut Wuri Jaya-jaya Wijayanti

our facebook page

Peduli Trenggalek Kritisi Bupati Muda

Cgoi ........ Meski dirayakan dengan megah termasuk mengundang artis ibu kota, perayaan 100 hari jabatan Bupati Trenggalek Dr Emil Elestianto Dardak, M.Sc, dan Wakilnya H Moch. Nur Arifin justru menyisakan banyak kritikan dari rakyat umum di Kabupaten Trenggalek.

Forum Peduli Trenggalek menilai perayaan 100 hari itu hanya hura-hura yang menghambur-hamburkan biaya saja tanpa bisa menjawab berbagai persoalan rakyat di Kabupaten Trenggalek seperti kerusakan infrastruktur jalan yang makin parah, biaya pendidikan dan kesehatan yang tidak terjangkau rakyat miskin serta pelayanan publik yang belum prima.

Juru bicara Forum Peduli Trenggalek Moch. Tri Busono mengatakan hal itu, Sabtu (4/6) dalam jumpa pers di kantor LBH Rakyat.

Ia lebih lanjut menjelaskan, rakyat Kabupaten Trenggalek selama ini terlalu berharap banyak dengan kedua pemimpin muda tersebut. Namun harapan yang menyala-nyala itu lama-lama menjadi redup dan mengundang keragu-raguan apakah mereka nantinya bisa menjadi pemimpin yang mampu memberi solusi terhadap berbagai problem rakyat Kabupaten Trenggalek atau nantinya justru menjadi beban.

“Selama ini mereka itu lebih mengutamakan pencitraan melalui media massa dan media sosial dibandingkan bekerja memecahkan problem rakyat Kabupaten Trenggalek. Bahkan mereka seringkali mempertontonkan ketidakdisplinan sebagai pejabat yang mestinya menjadi panutan, karena seringkali terlambat bila menghadiri suatu acara resmi,” ujar Tri Busono.

Yang lebih memprihatinkan, mereka sebagai pemimpin sulit untuk ditemui rakyatnya. Bila mereka selama ini mengatakan, bahwa mereka mudah untuk ditemui di mana saja, tetapi faktanya sulit ditemui. Ketika perayaan 100 hari mereka menjabat Bupati-Wakil Bupati Trenggalek, para kepala SD se-Kabupaten Trenggalek diundang ke pendopo, tetapi mereka akhirnya harus gigit jari, karena Bupati-Wakil Bupati tidak mau menemuinya.

Justru melalui stafnya, mereka diminta pulang, meski hujan deras dengan alasan pendopo akan digunakan acara lain. Kejadian tersebut hingga kini masih menjadi pergunjingan hangat. “Saya sebagai pemerhati pendidikan di Kabupaten Trenggalek banyak mendapat keluhan soal itu dari para kepala sekolah. Saya malah diolok-olok terlalu memihak Bupati-Wakil Bupati,” ujar Regan, pemerhati pendidikan di Trenggalek.

Yang lebih memprihatinkan perayaan 100 hari itu membuat ujian sekolah jadi terganggu. “Sekarang sekolah-sekolah jadi kelabakan, karena kerepotan ngurusi ujian sekolah. Saya heran masak pesta perayaan 100 hari menjabat harus mengalahkan pendidikan anak-anak di mana pelaksanaan ujian sekolah harus ditunda” ujar Regan.

Sekolah-sekolah juga harus urunan untuk membiayai perayaan itu di mana biaya tersebut ditarik dari iuran para siswa. Regan lebih lanjut mengkritik keras Bupati-Wakil Bupati yang suka hura-hura tersebut. “ Pesta kemarin tidak hanya perayaan 100 hari mereka menjabat sebagai Bupati-Wakil Bupati Trenggalek, tepai juga sekalian merayakan 100 hari ulang tahun Pak Bupati dan tingkepan anak Pak Wakil Bupati. Ada guyonan masak ulang tahun dan tingkepan saja harus dibiayai rakyat Trenggalek,” ujar Regan.

Teleconference

Untuk melaporkan kinerjanya sejak dilantik pada 17 Februari 2016 lalu, Bupati Trenggalek Dr Emil Elestianto Dardak, M.Sc, dan Wakilnya H Moch. Nur Arifin membuat laporan publik pada Senin malam (1/6) di Pendopo Manggala Praja Nugraha. Laporan 100 hari kinerja bupati ini dilakukan dengan video conference secara langsung dengan 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Trenggalek.

Acara pelaporan publik ini diawali dengan sambutan Bupati Trenggalek yang dilanjutkan dengan penayangan video hasil kinerja yang telah dilakukan dan diteruskan dengan tanya jawab dengan seluruh kecamatan yang ada secara sambungan jarak jauh yang dipandu oleh Wakil Bupati Arifin.

Kegiatan tersebut dihadiri Ketua DPRD dan unsur pimpinan dewan, para kepala SKPD, ketua partai dan tokoh masyarakat yang dulu mendukung mereka saat Pilkada.

Sedangkan tokoh-tokoh masyarakat dan ketua partai yang tidak mendukung dalam Pilkada tidak diundang. Program-program yang ditampilkan dalam teleconference tersebut sebenarnya merupakan program lama yang telah dilaksanakan pemerintahan sebelumnya, tetapi sekarang diberi nama baru seperti program pengentasan kemiskinan yang diberi nama Gertak (Gerakan tengok bawah kemiskinan), International Durio Forestry (Hutan durian internasional) dan desa wisata.

Program pengentasan kemiskinan digalakkan sejak Bupati Mulyadi – Wakil Bupati Kholiq menjabat tahun 2010 – 2015 ). Pameran buah durian dan hutan durian di wilayah Kecamatan Watulimo sebenarnya telah digalakkan sejak zaman pemerintahan Bupati Mulyadi – Wakil Bupati Mahsun Ismal tahun 2000 – 2005.

Penanaman buah durian marak di wilayah hutan Kecamtan Watulimo marak sejak gerakan goplo muncul awal tahun 2000 di mana gerakan goplo dilakukan masyarakat untuk menanami hutan milik Perhutani yang gundul. Begitu pula perubahan wajah kota Trenggalek sebenarnya dilakukan pada masa pemerintahan Bupati Mulyadi – Wakil Bupati Kholiq.

“Jadi tidak ada hal yang baru, tetapi hanya diberi nama baru. Seperti perubahan wajah Kota Trenggalek kan hanya nama Trenggalek yang dulu ditulis dengan huruf kecil lalu sekarang diganti dengan huruf besar,” ujar Tri Busono.(pujihandi) Kuntributor Cgoi "
Share:

0 comments:

Posting Komentar

Definition List

Unordered List

Support