keinginan PT Rajawali Indonesia (RNI) untuk menciptakan taman belajar dan wisata mangrove atau bakau bertempat di Pantai Maroon
Caping Gunung Indonesia - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) berkeinginan untuk menciptakan taman belajar dan wisata mangrove atau bakau di Semarang, tepatnya di Pantai Maroon. Taman wisata telah diawali dengan menanam 15.000 tanaman mangrove.
Langkah ini juga dilakukan untuk menahan laju abrasi di daerah Pesisir Pantai Utara Semarang yang kini semakin mengkhawatirkan. Direktur Utama PT RNI, Didik Prasetyo mengatakan, penanaman mangrove dilakukan di Pantai Maroon karena di lokasi ini setiap tahunnya mengalami abrasi hingga 50 meter, sehingga apabila dibiarkan akan mengancam keberadaan landasan pacu Bandara Internasional Ahmad Yani yang hanya berjarak sekitar 1 kilometer (km).
Data dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro menyebut, perubahan iklim, pembangunan, abrasi, dan beberapa faktor lainnya membuat ekosistem laut Kota Semarang yang memiliki garis pantai sepanjang 36,60 km mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut mempengaruhi luasan ekosistem terumbu karang di Jawa Tengah yang menyusut dari 1.377,18 hektare (ha) menjadi 987,62 ha.
Didik menambahkan, kerusakan di garis pantai Semarang perlu mendapat perhatian khusus. Selain untuk menahan abrasi, melalui kegiatan penanaman pohon ini, PT RNI sekaligus membina generasi muda agar lebih mencintai alam dan lingkungan serta tumbuh menjadi kader-kader yang peduli pada pelestarian mangrove di masa depan.
"Kegiatan ini akan secara konsisten dilaksanakan demi menumbuhkan kesadaran bersama," ujar Didik ketika ditemui di lokasi penanaman Mangrove, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (12/3).
Dalam kesempatan ini, Didik menekankan semangat peduli lingkungan kepada seluruh unit bisnis dan anak perusahaan. "Kami berkomitmen menjadi perusahaan yang peduli dalam hal pelestarian lingkungan. Sesuai dengan salah satu visi kami, yaitu menjalankan kegiatan usaha secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Penanaman mangrove ini sebagai salah satu cara untuk mewujudkan perusahaan yang baik tidak hanya dari sisi profit saja, tetapi juga dari sisi wawasan lingkungan," ujar Didik.
Pada kegiatan yang merupakan bagian dari rangkaian Eksebisi Karya Inovasi dan RNI Awards 2016 ini, PT RNI menggandeng anak perusahaannya yang berkedudukan di Semarang, PT Phapros Tbk. Perusahaan yang bergerak dalam bidang farmasi dan alat kesehatan itu sejak 2011 hingga saat ini sudah menanam sekitar 380.000 mangrove. Selain itu, PT Phapros juga melakukan riset dengan mengambil beberapa hasil mangrove untuk dijadikan sebuah produk yang memiliki nilai tambah tertentu.
"Pendekatan yang kami lakukan melalui mangrove cukup komprehensif, tidak hanya dari sisi lingkungan dan kaderisasi, tetapi juga dari aspek keilmuan. Saat ini, PT Phapros sedang meriset kandungan alkaloid pada biji atau buah mangrove yang kemungkinan bisa dikembangkan menjadi produk obat," tutup Didik.
Langkah ini juga dilakukan untuk menahan laju abrasi di daerah Pesisir Pantai Utara Semarang yang kini semakin mengkhawatirkan. Direktur Utama PT RNI, Didik Prasetyo mengatakan, penanaman mangrove dilakukan di Pantai Maroon karena di lokasi ini setiap tahunnya mengalami abrasi hingga 50 meter, sehingga apabila dibiarkan akan mengancam keberadaan landasan pacu Bandara Internasional Ahmad Yani yang hanya berjarak sekitar 1 kilometer (km).
Data dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro menyebut, perubahan iklim, pembangunan, abrasi, dan beberapa faktor lainnya membuat ekosistem laut Kota Semarang yang memiliki garis pantai sepanjang 36,60 km mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut mempengaruhi luasan ekosistem terumbu karang di Jawa Tengah yang menyusut dari 1.377,18 hektare (ha) menjadi 987,62 ha.
Didik menambahkan, kerusakan di garis pantai Semarang perlu mendapat perhatian khusus. Selain untuk menahan abrasi, melalui kegiatan penanaman pohon ini, PT RNI sekaligus membina generasi muda agar lebih mencintai alam dan lingkungan serta tumbuh menjadi kader-kader yang peduli pada pelestarian mangrove di masa depan.
"Kegiatan ini akan secara konsisten dilaksanakan demi menumbuhkan kesadaran bersama," ujar Didik ketika ditemui di lokasi penanaman Mangrove, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (12/3).
Dalam kesempatan ini, Didik menekankan semangat peduli lingkungan kepada seluruh unit bisnis dan anak perusahaan. "Kami berkomitmen menjadi perusahaan yang peduli dalam hal pelestarian lingkungan. Sesuai dengan salah satu visi kami, yaitu menjalankan kegiatan usaha secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Penanaman mangrove ini sebagai salah satu cara untuk mewujudkan perusahaan yang baik tidak hanya dari sisi profit saja, tetapi juga dari sisi wawasan lingkungan," ujar Didik.
Pada kegiatan yang merupakan bagian dari rangkaian Eksebisi Karya Inovasi dan RNI Awards 2016 ini, PT RNI menggandeng anak perusahaannya yang berkedudukan di Semarang, PT Phapros Tbk. Perusahaan yang bergerak dalam bidang farmasi dan alat kesehatan itu sejak 2011 hingga saat ini sudah menanam sekitar 380.000 mangrove. Selain itu, PT Phapros juga melakukan riset dengan mengambil beberapa hasil mangrove untuk dijadikan sebuah produk yang memiliki nilai tambah tertentu.
"Pendekatan yang kami lakukan melalui mangrove cukup komprehensif, tidak hanya dari sisi lingkungan dan kaderisasi, tetapi juga dari aspek keilmuan. Saat ini, PT Phapros sedang meriset kandungan alkaloid pada biji atau buah mangrove yang kemungkinan bisa dikembangkan menjadi produk obat," tutup Didik.
0 comments:
Posting Komentar