Caping Gunung Indonesia–Seorang warga Dusun Gobed RT 07 RW 02, Desa Pondok Agung, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, Kristiani, 43 seakan tidak percaya, jika keponakannya masuk kedalam jaringan teroris, Yayan Joko Wahyudi, 24 tahun. Kristiani adik dari ibu Ngatemi 47, ibu Yayan kemarin dirumahnya mengatakan jika tidak percaya dengan kejadian ini, Yayan anak yang alim, dan dia sangat pendiam dan lugu. Yayan adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Beberapa tahun terakhir Yayan pergi memilih merantau di Kalimantan meninggalkan kampung halamannya di Kasembon.
Setelah lulus SMK Dwija Bhakti, Jombang. Yayan sempat belum memiliki pekerjaan, kemudian dia pamit merantau setelah diajak sepupunya yang berada disurabaya yang bekerja di perusahaan batu bara, di Kalimantan. Namun, karena diperantauan bukan berarti Yayan lupa pulang ke kampung halamannya di Kasembon. Bahkan pada awal tahun 2014 lalu Yayan memutuskan untuk menikahi gadis pujaannya yang merupakan warga desa Mendalan, Desa Pondok Agung. Saat pertama menikah Yayan meninggalkan istrinya diperantauan, baru awal tahun 2015 pria yang diduga masuk jaringan teroris Poso tersebut pulang untuk menjemput istrinya ke Kalimantan.
Yayan setahun sekali pulang ke kampung halamannya, tidak ada hal yang mencurigakan dari pria terduga teroris Poso, dia tetap pendiam dan lugu, sering menyapa warga sekitar. Kristiani mendengar keponakannya tersebut ditangkap polisi setelah ada warga yang memberitahu, namun Kristiani dan keluarga sempat tidak percaya karena Yayan sosok yang pendiam dan lugu. Sementara itu rumah yang berdinding bambu milik orang tua Yayan, Suyitno dan Ngatemi terlihat sepi keduanya tidak berada di rumah, ternyata Kristiani mengatakan bahwa orangtua Yayan tersebut sedang berada di kantor desa.
Dari kemarin rumah orang tua Yayan sepi- sepi saja, namun Kristiani juga mengatakan jika sebelumnya ada orang datang yang menemui Suyitno. Dan jika di datangi polisi pun wanita itu juga tidak mengetahuinya. Jalan rumah Yayan tidak semua mulus, banyak jalan yang rusak sekitar 4 kilometer jalannya rusak parah dan berada jauh dari jalan raya mulai dari jalan besar menuju SPBU Kasembon jarak 9 kilometer. Warga sekitar juga tidak asing mendengar nama Yayan dan warga sekitar mengatakan bahwa Yayan tidak ada di rumah karena merantau di Kalimantan.
Kapolsek Kasembon AKP Galingging mengaku sudah mendatangi rumah Yayan, namun begitu dia memastikan yang ditangkap Densus 88 yang diduga teroris bukan Yayan warga Desa Pondok Agung. Kapolsek Kasembon AKP Galingging mengatakan ayah Yayan menceritakan Yayan bekerja di Kalimantan dan pernah kehilangan dompet yang berisi uang beserta surat – surat penting termasuk kartu identitasnya. Galingging juga mengatakan jika orang tersebut bukan Yayan karena saat dihubungi nomer telepon Yayan aktif dan bisa berbicara bahwa dia masih berada di Kalimantan dan tidak sedang berurusan dengan polisi. Pak Suyitno mengaku lega karena bisa berkomunikasi dengan anaknya. Karena sudah dua kali orang tua mendatangi Polsek untuk memastikan kabar tersebut.
Sementara itu, penjelasan terakhir yang dikatakan Kasubag Humas Polres Batu AKP Waluyo juga belum mengetahui kabar bahwa ada Warga Kasembon yang ditangkap Densus 88 sebagai terduga teroris. Oleh karena itu, Kasubag Humas Polres Batu AKP Waluyo mengecek dulu kasus terduga teroris ini karena sebelumnya belum tahu, baru tahu sekarang ini.#apricgo
Sumber,Berita Indonesia
Sumber,Berita Indonesia
0 comments:
Posting Komentar