Caping Gunung Indonesia - Dugaan pembayaran biaya kuliah asli tapi palsu (aspal) yang mengakibatkan tertipunya ratusan mahasiswa Universitas Persada Indonesia/Yayasan Administrasi Indonesia (UPI/YAI) langsung diklarifikasi pihak rektorat.
Bukan hanya ramai di internal, akibat pemalsuan slip pembayaran kuliah yang menimpa mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Fakultas Komunikasi itu, membuat imbas efek domino yang menyebabkan aksi demonstrasi oleh ratusan mahasiswa dengan menutup akses Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (27/10) lalu.
Rektor kampus yang terletak di Jalan Diponegoro, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat tersebut, Yudi Yulius, mengatakan kasus itu terjadi lantaran adanya penipuan dan pemalsuan.
Dia bercerita, kasus berawal pada tiga minggu sebelumnya. Saat itu awal September 2015, pihak Rektorat UPI YAI mendapatkan slip pembayaran aspal kuliah Bank Mandiri oleh staf keuangan kampus tersebut. Pada slip pembayaran kuliah oleh empat mahasiswa itu terdapat cap stempel Bank Mandiri tahun 2017.
”Padahal pembayaran uang kuliah dari empat mahasiswa itu belum kami terima,” terangnya juga. Lalu seorang mahasiswa baru berinisial MY yang sudah membayar uang kuliah dengan slip aspal itu menanyakan proses perkuliahan dan registrasi. Padahal, pihak UPI/YAI belum menerima pembayaran kuliah mahasiswa yang bersangkutan.
MY lantas melaporkan kasus itu ke polisi. Polsek Metro Senen yang menerima laporan lantas menangkap empat oknum mahasiswa yang diduga menjadi pelaku pemalsuan pembayaran uang kuliah tersebut. Diduga, para mahasiswa membayar uang kuliah kepada para pelaku atau pihak lantaran tergiur cashback 20 persen.
”Padahal kami tidak pernah memberikan cashback 20 persen pembayaran uang kuliah. Mahasiswa harus
membayar sendiri uang kuliahnya ke Bank Mandiri atau Bank BTN. Bila dikroscek, slip pembayaran kuliah itu seperti asli. Tapi pembayaran uangnya tidak masuk ke kami,” katanya lagi saat konprensi pers di kawasan Jakarta Selatan.
Setelah diselidiki ternyata ada 751 mahasiswa kampus itu yang menjadi korban penipuan pembayaran uang kuliah aspal tersebut. ”Jumlahnya bukan 1.057 mahasiswa seperti yang diberitakan. Bank Mandiri juga memastikan slip pembayaran itu palsu. Kami pastikan kejadian itu tidak melibatkan UPI/YAI,” katanya juga.
Atas kasus itu, pihak Rektorat UPI/YAI menggelar pertemuan dengan senat dan BEM UPI/YAI. Akhirnya diputuskan, mahasiswa yang tertipu slip pembayaran kuliah aspal bisa membayar semampunya sampai 30 Oktober atau sebelum Ujian Akhir Semester (UAS). ”Orangtua mahasiswa, Dikti serta Kopertis juga sudah kita laporkan,” paparnya juga. #Lilis_cgo
Bukan hanya ramai di internal, akibat pemalsuan slip pembayaran kuliah yang menimpa mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Fakultas Komunikasi itu, membuat imbas efek domino yang menyebabkan aksi demonstrasi oleh ratusan mahasiswa dengan menutup akses Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (27/10) lalu.
Rektor kampus yang terletak di Jalan Diponegoro, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat tersebut, Yudi Yulius, mengatakan kasus itu terjadi lantaran adanya penipuan dan pemalsuan.
Dia bercerita, kasus berawal pada tiga minggu sebelumnya. Saat itu awal September 2015, pihak Rektorat UPI YAI mendapatkan slip pembayaran aspal kuliah Bank Mandiri oleh staf keuangan kampus tersebut. Pada slip pembayaran kuliah oleh empat mahasiswa itu terdapat cap stempel Bank Mandiri tahun 2017.
”Padahal pembayaran uang kuliah dari empat mahasiswa itu belum kami terima,” terangnya juga. Lalu seorang mahasiswa baru berinisial MY yang sudah membayar uang kuliah dengan slip aspal itu menanyakan proses perkuliahan dan registrasi. Padahal, pihak UPI/YAI belum menerima pembayaran kuliah mahasiswa yang bersangkutan.
MY lantas melaporkan kasus itu ke polisi. Polsek Metro Senen yang menerima laporan lantas menangkap empat oknum mahasiswa yang diduga menjadi pelaku pemalsuan pembayaran uang kuliah tersebut. Diduga, para mahasiswa membayar uang kuliah kepada para pelaku atau pihak lantaran tergiur cashback 20 persen.
”Padahal kami tidak pernah memberikan cashback 20 persen pembayaran uang kuliah. Mahasiswa harus
membayar sendiri uang kuliahnya ke Bank Mandiri atau Bank BTN. Bila dikroscek, slip pembayaran kuliah itu seperti asli. Tapi pembayaran uangnya tidak masuk ke kami,” katanya lagi saat konprensi pers di kawasan Jakarta Selatan.
Setelah diselidiki ternyata ada 751 mahasiswa kampus itu yang menjadi korban penipuan pembayaran uang kuliah aspal tersebut. ”Jumlahnya bukan 1.057 mahasiswa seperti yang diberitakan. Bank Mandiri juga memastikan slip pembayaran itu palsu. Kami pastikan kejadian itu tidak melibatkan UPI/YAI,” katanya juga.
Atas kasus itu, pihak Rektorat UPI/YAI menggelar pertemuan dengan senat dan BEM UPI/YAI. Akhirnya diputuskan, mahasiswa yang tertipu slip pembayaran kuliah aspal bisa membayar semampunya sampai 30 Oktober atau sebelum Ujian Akhir Semester (UAS). ”Orangtua mahasiswa, Dikti serta Kopertis juga sudah kita laporkan,” paparnya juga. #Lilis_cgo
0 comments:
Posting Komentar