1. Gangguan pendengaran
Dalam sebuah studi di Swedia dilaporkan bahwa pria 39 persen lebih mungkin untuk mengalami gangguan pendengaran saat sedang stres. Kondisi ini mungkin disebabkan karena hormon stres dan kecemasan memiliki stimulasi dalam reseptor koklea telinga.
2. Kulit gatal-gatal
Saat pekerjaan sedang banyak-banyaknya dan Anda bingung mana pekerjaan yang harus diselesaikan terlebih dahulu, kondisi stres ini dapat memicu aktivitas tidak biasa di bagian otak yang berhubungan dengan pusat pengontrol rasa gatal pada tubuh. Disampaikan oleh para peneliti dari Eropa, akibat aktivitas tak biasa ini kulit pun berisiko mengalami gatal-gatal dan ruam.
3. Mengurangi fungsi kerja otak
Menurut penelitian dari Yale University, stres meningkatkan kadar protein yang melambatkan fungsi kerja otak. Selain menghambat konsentrasi dan mengganggu kemampuan mengingat, dalam jangka panjang gangguan pada otak yang disebabkan oleh stres ini kemungkinan besar juga berhubungan dengan risiko demensia atau penyakit alzheimer.
4. Sakit perut
Interaksi otak dengan usus sampai saat ini belum dipahami dengan baik. Namun hormon stres tampaknya merangsang area otak yang bertanggung jawab untuk regulasi usus. Sehingga orang yang stres kemungkinan juga bisa mengalami mual dan iritasi lambung, seperti disampaikan oleh University of California, Los Angeles (UCLA).
5. Kurangi kesuburan wanita dan sperma pria
Hormon stres memiliki dampak yang parah terhadap siklus reproduksi seorang wanita. Kelenjar pituari yang mengatur kelenjar penting lainnya seperti tiroid, adrenal, dan ovari bisa terpengaruh oleh hormon stres hingga membuat siklus menstruasi menjadi tidak teratur.
Karena menstruasi berantakan atau bahkan bisa berhenti, periode subur menjadi sulit diperkirakan dan kehamilan pun juga sulit dicapai.
Studi yang dipublikasi di jurnal Fertility and Sterility menunjukkan bahwa stres bisa meningkatkan kemungkinan konsentrasi jumlah sperma yang rendah pada tiap ejakulasi. Selain jumlahnya rendah, sperma dari pria yang stres juga ditemukan lebih mudah mati.
Peneliti mengatakan ada dua kemungkinan penyebabnya. Pertama stres memicu produksi hormon glucocorticoids yang menekan hormon testosteron dan mengakibatkan produksi sperma berkurang. Kemungkinan kedua adalah hormon stres menyebabkan apa yang disebut stres oksidatif yang juga memengaruhi buruknya kualitas semen dan kesuburan.
0 comments:
Posting Komentar