Caping Gunung Indonesia - Pemerintah China disebut melacak dan membungkam orang-orang di media sosial seperti Twitter dan WeChat yang menyebarkan informasi negatif terkait virus corona di China.
Masalah kebebasan berekspresi dan menyebarkan informasi di China memang bukan hal baru. Namun menurut Vice, Selasa (25/2/2020), sejumlah orang yang menyebarkan informasi terkait virus corona mendapat tanggapan, baik langsung maupun tidak langsung, dari pemerintah China.
Virus corona beberapa waktu belakangan ini memang menjadi topik panas di China, seperti protes yang dilakukan di dunia maya terkait kematian whistleblower virus tersebut, Li Wenliang.
Dua jam setelah kematian Li, ada sekitar 2 juta postingan kemarahan yang dihapus dari situs media sosial China Weibo. Postingan yang dihapus tersebut menggunakan tagar yang berbunyi semacam 'Saya mau kebebasan berpendapat'.
Kini, masih menurut Vice, pembungkaman itu mulai sering difokuskan pada postingan oleh individu, bahkan pada postingan yang cenderung biasa-biasa saja.
Seorang pria asal China yang tengah berlibur di California, Amerika Serikat, mengaku sedang berdiskusi lewat WeChat soal virus corona dengan keluarganya yang ada di Wuhan, dan ia mendapatkan peringatan bahwa ada seseorang di Shanghai sedang berusaha mengakses akun WeChatnya.
Lalu ada juga seorang pria lain yang berasal dari Dongguan yang ponselnya disita oleh pihak berwajib karena komentarnya di Twitter dianggap menyerang pemerintahan China. Ia pun dipaksa menandatangani surat pernyataan untuk tak mengulangi ancaman seperti itu.
Sejauh ini, virus corona sudah menelan korban jiwa sebanyak 2600 orang, dan ada lebih dari 79 ribu orang yang terinfeksi virus tersebut, sejak virusnya pertama terdeteksi di Wuhan pada Desember 2019 lalu.
Pemerintah China sudah sudah dikritisi karena tidak menangani penyebaran virus itu dengan benar, salah satunya dengan menyensor pemberitaan terkait situasi di Wuhan, dan juga menghapus bermacam postingan di media sosial dari penduduk Wuhan yang melaporkan kondisi terkini di area tersebut.
Penggunaan virtual private network (VPN) pun semakin dipersulit, karena banyak penduduk China yang menggunakan VPN untuk menghindari penyensoran di dunia maya oleh pemerintah. #Shelyntian
Sumber. Berita Indonesia
0 comments:
Posting Komentar