Ing Ngarsa Sung Pawarta Ing Madya Mangun Karya Tut Wuri Jaya-jaya Wijayanti

our facebook page

Cerita Warga Desa di Papua yang Baru Pertama Kali Rasakan 17-an





"Masyarakat hanya bisa ke Kota Sentani dengan menggunakan perahu hingga di Distrik Depapre kemudian dengan jalan darat sekitar 1 jam baru tiba di Sentani," tuturnya.





Caping Gunung Indonesia - Desa Yongsu Sparai, Distrik Depare, Kabupaten Jayapura berada di daerah pesisir pantai utara pulau Papua. Daerah itu masih terisolir, bahkan perayaan kemerdekaan RI saja baru pertama kali ada di desa ini.
Saat perayaan HUT kemerdekaan RI 74 (17/8/2019) yang disponsori Gerakan Mahasiswa Papua Indonesia (Gemapi), masyarakat kampung Yongsu sangat senang , karena baru pertama kali merasakan hari Kemerdekaan RI setelah 74 tahun merdeka. 
"Kalau Indonesia sudah merdeka, kami juga sudah merdeka," kata tokoh adat kampung, Yohanes Sorodanya yang juga salah satu pejuang Pepera, saat diwawancara di lokasi, Senin (18/8/2019). 
Posisi kampung Yongsu Sparai sebenarnya tidak begitu jauh dari Sentani, ibukota Kabupaten Jayapura hanya berjarak sekitar 25 -30 km. Namun akses jalan menuju daerah tersebut yang masih sulit. 

"Masyarakat hanya bisa ke Kota Sentani dengan menggunakan perahu hingga di Distrik Depapre kemudian dengan jalan darat sekitar 1 jam baru tiba di Sentani," tuturnya.

Selain sarana jalan yang belum baik, juga listrik yang belum tersedia, hingga saat ini masyarakat masih menggunakan listrik pikohidro yang dibangun swadaya masyarakat. 

Demikian juga halnya sekolah, hanya ada satu sekolah Dasar (SD) dan hanya ada satu orang guru PNS dan sebagian guru honorer. Untuk sekolah SMP anak-anak kampung Yongsu harus berjalan kaki puluhan kilo meter ke Depapre.

HUT RI ke-74 terasa spesial di Desa Yongsu Sparai, Distrik Navenirara, Kabupaten Jayapura. Bagaimana tidak spesial, sejak Indonesia Merdeka tahun 1945, desa ini baru pertama kali merayakan HUT kemerdekaan.

Warga-warga di Desa Yongsu Sparai ini akhirnya bisa merasakan 17-an layaknya warga di daerah lainnya. Sejumlah perlombaan seperti lomba makan kerupuk, masukan paku dalam botol, balap karung, lomba bawa kelereng dengan menggunakan sendok akhirnya bisa dirasakan warga.


"Memang saat ini pemerintah sedang membangun jalan menuju kampung kami, tapi belum bisa dilalui kendaraan penumpang, hanya truk yang bisa lewat. Tapi kalau musim hujan jalan tidak bisa dilewati oleh kendaraan apapun," jelas tokoh lainnya, Wilson Sorodanya.

Wilson berharap pemerintah daerah memperhatikan apa yang menjadi permasalahan kampung Yongsu. Sehingga ke depannya bisa maju seperti kampung kampung yang lain.

# puri_cgo
sumber : berita Indonesia  
Share:

0 comments:

Posting Komentar

Definition List

Unordered List

Support