Caping Gunung Indonesia,- Sensasi ‘berburu’ buah durian dapat dinikmati di kawasan International Durio Forestry (IDF), tepatnya di Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Hutan lindung yang berubah wajah menjadi wisata jelajah pohon durian terluas se Asia itu menyuguhkan ragam varietas raja buah, sebutan untuk buah dengan nama latin Durio Zibethinus. Butuh waktu sekitar 60 menit dari jantung kota Trenggalek untuk menempuh jarak sekitar 38,3 kilometer (KM) menuju konservasi hutan durian terluas se-Asia yang sebelumnya dicanangkan Kementerian Pertanian (Kementan). Perjalanan dapat ditempuh melalui dua jalur, yaitu melalui Kecamatan Durenan atau Kecamatan Kampak.
Bukan perkara mudah untuk bisa sampai di kawasan hutan durian dengan luas lebih dari 650 hektare (ha) ini, sebab sepanjang perjalanan akan menjumpai jalan naik turun khas pegunungan. Kendati demikian, perjalanan akan terasa menyenangkan mengingat sepanjang perjalanan akan menjumpai rindangnya pepohonan yang berjejer rapi.
Sebelum sampai tujuan, perjalanan yang ditempuh dari arah kota akan melewati simpang empat Pasar Sebo yang merupakan titik pertemuan dua jalur menuju kawasan IDF. Dari pertemuan dua jalur di pasar tradisional itu, hanya membutuhkan beberapa menit untuk sampai di ‘Kampung Durian’. Petualangan sesungguhnya akan kentara ketika memasuki area.
Sepanjang jalan perkampungan menuju kawasan perbukitan akan menemui banyak pedagang yang meraup berkah musiman. Selain menikmati durian siap saji, juga disuguhkan bagi wisatawan untuk menikmati buah yang baru dipetik dari pohonnya. Mereka secara langsung dapat menikmati sensasi berburu raja buah di tengah hutan.
Sensasi berburu durian secara langsung ini ditawarkan Perum Perhutani Kediri Selatan berkolaborasi dengan lembaga masyarakat desa hutan (LMDH). Para pengunjung bisa secara langsung menjelajahi kawasan hutan yang akan dipandu oleh warga sekitar. Mereka bebas memilih jenis varietas durian yang disukai.
“Kami mencoba mengembangkan wisata jelajah pohon durian. Jadi mereka (wisatawan,red) agar tahu tidak hanya buahnya saja, melainkan pohonnya itu dari mana,” kata Andy Iswindarto, Wakil Administratur Perum Perhutani Kediri Selatan.
Terbukti dengan adanya pengembangan wisata edukasi itu sukses menarik pengunjung yang ingin mengetahui secara langsung bagaimana proses tanam hingga panen. Para pengunjung juga diajarkan secara langsung bagaimana cara melestarikan pohon durian serta cara memilih buah durian.
“Ada beberapa tamu (wisatawan,red) dari Surabaya dan Jakarta itu langsung datang kesini (IDF,red) untuk melihat pohon duriannya. Mereka penasaran bagaimana cara memanen buah durian, terus kemudian dinikmati di bawah pohon durian. Ini yang tengah kami kembangkan,” jelasnya.
Meskipun harus menguras tenaga yang cukup ekstra untuk bisa melihat langsung bagaimana proses budidaya raja buah di ketinggian lebih dari 350 mdpl, namun rasa lelah akan terbayar sudah. Selain menikmati buahnya yang baru saja dipetik dari pohon, wisatawan bisa belajar secara langsung tentang sedikitnya 150 jenis varietas durian.
“(Misal,red) mulai buah durian yang ditanam secara vegetatif, top working. (Caranya,red) pohon yang sudah tua kemudian dipotong satu sampai dua meter, kemudian disambung dengan kualitas pohon yang lebih bagus sehingga cepat berbuah dengan kualitas yang baik. Yang sering misalnya durian Ripto,” kata Andy.
Sayangnya untuk menikmati sensasi ‘musiman’ ini hanya bisa dirasakan saat memasuki masa panen mulai Maret atau April. Pasalnya buah durian hanya berbuah setahun sekali. Sekali panen, normalnya satu pohon durian bisa menghasilkan 100 sampai 200 buah, tergantung dari jenis pohonnya. Wisatawan tak perlu merogoh kocek lebih untuk menikmati sensasi itu. Harga sebuah durian dibanderol mulai Rp 10 ribu, menyesuaikan jenis dan ukuran.
“(Sebab,red) belum ada standar cost paket wisata seperti apa, biasanya temen-temen hanya menghitung buah yang dikonsumsi (dilokasi,red) saja. Kedepannya memang ingin kami kembangkan paket wisata, jadi bukan hanya buah duriannya, tapi bagaimana mereka (wisatawan,red) itu nanti bisa menginap disini, di rumah warga atau di homestay,” pungkasnya.
Sensasi lainnya para pengunjung bisa menikmati buah durian seolah-olah memanen di kebun milik sendiri. Sebab mereka bebas memilih jenis durian yang jumlahnya mencapai ratusan. Misalnya durian Ripto yang sudah diakui secara nasional tentang kualitasnya yang memiliki rasa dan karakteristik yang berbeda.
“Disini membuat banyak pengalaman dan pengetahuan terutama nama-nama durian yang unik. Misal nama durian Ripto dulu katanya dari Mbah Ripto, ada lagi Basoka dulu penemunya Pak Bas. Masih banyak, ada lagi Petruk, Basoka, Bajul dan lainnya. Kita juga bisa memilih buah langsung dari pohon lewat petaninya,” ujar Aby Kurniawan, salah satu pengunjung.
Tak perlu khawatir, untuk mengobati ‘mabuk durian’ biasanya juga disuguhkan buah manggis sebagai penawar. Sebab, kebanyakan orang akan merasakan pusing jika terlalu banyak mengkonsumsi buah durian karena mengandung kadar alkohol cukup tinggi.
Sumber, Berita Indonesia
0 comments:
Posting Komentar