Caping Gunung Indonesia - Menjalani hidup penjara bukan berarti memenjarakan kreativitas dan keahlian. Ini dibuktikan napi Rutan Kelas II B Trenggalek, Agung Nisdian. Dia mampu membuat kerajinan miniatur berbagai jenis kendaraan dari stik es krim dan spon bekas.
Warga binaan asal Malang ini setiap hari mengasah kemampuannya membuat kerajinan miniatur di bengkel kerja yang ada di dalam rutan mulai pukul 08.00-12.00 WIB. Berbagai miniatur alat transportasi berhasil dibuat. Mulai dari bus, truk hingga motor gede (moge).
Warga Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang ini mengaku, ide pembuatan kerajinan tangan ini berawal saat Agung melihat stik es krim yang ada di tempat sampah. Dari situlah akhirnya dia memberanikan diri berkreasi.
"Mengerjakan miniatur seperti ini tidak langsung jadi dalam sehari, kadang ada yang sampai 10 hari, seperti bus atau truk itu. Karena harus membagi waktu dengan kegiatan lain di dalam sini," kata Agung, Senin (15/4/2019).
Berbekal pekerjaan sebelumnya sebagai seorang montir, Agung terlalu sulit menuangkan imajinasinya membentuk miniatur kendaraan. Namun bukan berarti kreativitasnya itu tanpa halangan. Berulang kali dia harus mengubah dimensi dan ukuran agar terlihat lebih proporsional."Ya kadang masih salah ukuran, sehingga bentuknya kurang pas, harus diubah lagi. Untuk membuat ini saya pakai stik, kemudian spon dan lem sebagai perekatnya," ujarnya.
Ketekunannya dalam memanfaatkan waktu selama di dalam penjara, kini mulai membuahkan hasil, karya-karya uniknya tersebut mulai dilirik oleh warga. Terutama para keluarga dari warga binaan. Satu unit miniatur Rp 100 ribu, sedangkan mobil dan bus dijual Rp 250 ribu.
"Saya bersyukur sekali, karena bisa berkreasi di dalam rutan sini, pihak rutan juga memberikan dukungan terharap kegiatan kami. Hasilnya bisa untuk menambah kebutuhan sehari-hari," imbuhnya.
Agung berharap, kemampuannya tersebut akan terus diasah, sehingga pada saat keluar dari masa pemidanaan bisa menjadi bekal untuk berwirausaha.#nurul_cgo
Warga binaan asal Malang ini setiap hari mengasah kemampuannya membuat kerajinan miniatur di bengkel kerja yang ada di dalam rutan mulai pukul 08.00-12.00 WIB. Berbagai miniatur alat transportasi berhasil dibuat. Mulai dari bus, truk hingga motor gede (moge).
Warga Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang ini mengaku, ide pembuatan kerajinan tangan ini berawal saat Agung melihat stik es krim yang ada di tempat sampah. Dari situlah akhirnya dia memberanikan diri berkreasi.
"Mengerjakan miniatur seperti ini tidak langsung jadi dalam sehari, kadang ada yang sampai 10 hari, seperti bus atau truk itu. Karena harus membagi waktu dengan kegiatan lain di dalam sini," kata Agung, Senin (15/4/2019).
Berbekal pekerjaan sebelumnya sebagai seorang montir, Agung terlalu sulit menuangkan imajinasinya membentuk miniatur kendaraan. Namun bukan berarti kreativitasnya itu tanpa halangan. Berulang kali dia harus mengubah dimensi dan ukuran agar terlihat lebih proporsional."Ya kadang masih salah ukuran, sehingga bentuknya kurang pas, harus diubah lagi. Untuk membuat ini saya pakai stik, kemudian spon dan lem sebagai perekatnya," ujarnya.
Ketekunannya dalam memanfaatkan waktu selama di dalam penjara, kini mulai membuahkan hasil, karya-karya uniknya tersebut mulai dilirik oleh warga. Terutama para keluarga dari warga binaan. Satu unit miniatur Rp 100 ribu, sedangkan mobil dan bus dijual Rp 250 ribu.
"Saya bersyukur sekali, karena bisa berkreasi di dalam rutan sini, pihak rutan juga memberikan dukungan terharap kegiatan kami. Hasilnya bisa untuk menambah kebutuhan sehari-hari," imbuhnya.
Agung berharap, kemampuannya tersebut akan terus diasah, sehingga pada saat keluar dari masa pemidanaan bisa menjadi bekal untuk berwirausaha.#nurul_cgo
Sumber, Berita Indonesia
0 comments:
Posting Komentar