Caping Gunung Indonesia - Pertambahan berat badan saat hamil itu wajib dan perlu terjadi, Moms! Namun bukan berarti Anda bisa bebas makan sepuasnya dan naik berat badan sesukanya.
Menurut dr. Grace Valentine, Sp.OG, dokter kandungan dan kebidanan dari Rumah Sakit Pondok Indah – Puri Indah, baik kelebihan maupun kekurangan berat badan saat hamil dapat memberikan risiko bagi ibu dan janin. Risikonya beragam, mulai dari defisiensi nutrisi, keguguran, hingga stillbirth! Untuk itu, sangat penting untuk mengenali risiko-risiko hamil dalam keadaan underweight dan overweight.
Sesuai Indeks Massa Tubuh
Walau terlihat gemuk, namun belum tentu orang itu tergolong overweight, begitu juga dengan yang terlihat kurus. Menurut dr. Grace, kategori underweight dan overweight ditentukan oleh indeks massa tubuh (IMT), bukan dari kilogram saja. Untuk mencari tahu IMT, rumusnya adalah berat badan (kilogram) : tinggi badan² (meter²). Inilah kategori IMT Anda:
<18.5: underweight
18.5-24.9: normal
25-29.9: overweight
>30: obesitas
30-34.9: obesitas tingkat 1
35-39.9: obesitas tingkat 2
>40: obesitas tingkat 3
Risiko Hamil Overweight
Risiko pada kehamilan dengan status IMT overweight juga membahayakan ibu dan janin, Moms! Menurut dr. Grace, contoh risikonya adalah terkena preeklampsia dan diabetes melitus gestasional (DMG).
“Anak yang lahir dari ibu dengan DMG berisiko terkena makrosomia (gangguan proses persalinan) dan gangguan metabolisme gula. Hal itu meningkatkan risiko persalinan Caesar, dan anak juga lebih berisiko mengalami DM ke depannya,” jelasnya.
Organisasi March of Dimes, juga memaparkan dampak negatif dari hamil dengan obesitas. Di antaranya adalah meningkatnya risiko infeksi saluran kemih, gangguan tidur sleep apnea, penggumpalan darah VTE (venous thromboembolism), induksi, proses persalinan yang lebih lama, dan masalah menyusui.#Lilis_cgo
Sumber, Berita Indonesia
Menurut dr. Grace Valentine, Sp.OG, dokter kandungan dan kebidanan dari Rumah Sakit Pondok Indah – Puri Indah, baik kelebihan maupun kekurangan berat badan saat hamil dapat memberikan risiko bagi ibu dan janin. Risikonya beragam, mulai dari defisiensi nutrisi, keguguran, hingga stillbirth! Untuk itu, sangat penting untuk mengenali risiko-risiko hamil dalam keadaan underweight dan overweight.
Sesuai Indeks Massa Tubuh
Walau terlihat gemuk, namun belum tentu orang itu tergolong overweight, begitu juga dengan yang terlihat kurus. Menurut dr. Grace, kategori underweight dan overweight ditentukan oleh indeks massa tubuh (IMT), bukan dari kilogram saja. Untuk mencari tahu IMT, rumusnya adalah berat badan (kilogram) : tinggi badan² (meter²). Inilah kategori IMT Anda:
<18.5: underweight
18.5-24.9: normal
25-29.9: overweight
>30: obesitas
30-34.9: obesitas tingkat 1
35-39.9: obesitas tingkat 2
>40: obesitas tingkat 3
Risiko Hamil Overweight
Risiko pada kehamilan dengan status IMT overweight juga membahayakan ibu dan janin, Moms! Menurut dr. Grace, contoh risikonya adalah terkena preeklampsia dan diabetes melitus gestasional (DMG).
“Anak yang lahir dari ibu dengan DMG berisiko terkena makrosomia (gangguan proses persalinan) dan gangguan metabolisme gula. Hal itu meningkatkan risiko persalinan Caesar, dan anak juga lebih berisiko mengalami DM ke depannya,” jelasnya.
Organisasi March of Dimes, juga memaparkan dampak negatif dari hamil dengan obesitas. Di antaranya adalah meningkatnya risiko infeksi saluran kemih, gangguan tidur sleep apnea, penggumpalan darah VTE (venous thromboembolism), induksi, proses persalinan yang lebih lama, dan masalah menyusui.#Lilis_cgo
Sumber, Berita Indonesia
0 comments:
Posting Komentar