Caping Gunung Indonesia - Retakan tanah yang terjadi secara sporadis di 3 desa di Kecamatan Panggul, Trenggalek mengancam puluhan rumah di sekitarnya. Untuk menghindari adanya korban jiwa, warga diminta meningkatkan kewaspadaan, terutama saat terjadi turun hujan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Kesiapsiagaan BPBD Trenggalek, Agung Widodo, mengatakan, tiga desa yang mengalami retakan tanah tersebut adalah Desa Terbis, Manggis dan Desa Kertosono. Tingkat retakan tanah yang terjadi bervariasi mulai ringan hingga sedang.
"Untuk yang di Desa Terbis itu ada empat rumah yang kami minta penghuninya mengungsi apabila terjadi turun hujan, tapi kalau pas saat kondisi biasa, mereka bisa kembali ke rumah," kata Agung Widodo.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Kesiapsiagaan BPBD Trenggalek, Agung Widodo, mengatakan, tiga desa yang mengalami retakan tanah tersebut adalah Desa Terbis, Manggis dan Desa Kertosono. Tingkat retakan tanah yang terjadi bervariasi mulai ringan hingga sedang.
"Untuk yang di Desa Terbis itu ada empat rumah yang kami minta penghuninya mengungsi apabila terjadi turun hujan, tapi kalau pas saat kondisi biasa, mereka bisa kembali ke rumah," kata Agung Widodo.
Menurutnya, dari hasil observasi di lapangan yang dilakukan Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Pusdalops BPBD Trenggalek, kondisi pergerakan tanah saat ini relatif landai dan tidak muncul retakan baru.
Untuk mengurangi potensi retakan lebih parah, pihaknya telah meminta warga untuk menutup retakan yang terjadi di halaman rumah maupun ladang di sekitar perkampungan. Hal ini untuk menghindari air hujan masuk ke dalam rongga retakan dan memicu longsor.
"Awal kejadian retakan tanah ini bersamaan dengan Badai Siklon Tropis Cempaka beberapa waktu lalu, karena kebetulan lokasinya dekat dengan Pacitan," ujarnya.
Sementara Kasi Kedaruratan BPBD Trenggalek, Ahmad Budiharto menjelaskan, di seluruh Kecamatan Paggul terdapat tiga titik yang mengalami retakan tanah. Yakni, Desa Terbis, Manggis dan Desa Kertosono.
Di Desa Terbis retakan tanah tersebar di beberapa titik yang tersebar secara sporadis. Salah satunya di atas lokasi retakan yang pernah terjadi setahun lalu. Di desa ini 10 rumah rawan terdampak.
"Kalau di Desa Terbis ini retakannya di sekitar rumah, nah di sekitar itu ada berbagai pohon-pohon besar, mulai dari kepala hingga sengon. Kemarin kami sudah mengimbau kepada warga agar pohon-pohon yang dinilai berbahaya itu untuk ditebang," imbuhnya.
Sedangkan kondisi retakan di Desa Manggis terjadi perkampungan warga serta ladang, dengan jumlah rumah yang terdampak langsung dan tidak langsung, diperkirakan mencapai 11 unit.
"Kami berharap kondisi retakan tanah tidak semakin parah, karena kalau parah bisa mengancam rumah-rumah yang lain," jelasnya.
Budi menambahkan, untuk retakan tanah yang terjadi di Desa Kertosono berpotensi mengancam 15 rumah penduduk. Terkait berbagai ancaman bencana tersebut pihaknya melakukan pemantauan wilayah-wilayah rawan melalui TRC maupun aparat perangkat desa.
"Kami juga sudah meminta warga untuk waspada, yang paling penting mereka sudah tahu kemana harus mengamankan diri. Seperti di Manggis itu, titik evakuasi di balai desa," imbuhnya.
0 comments:
Posting Komentar