Rupiah sedikit menguat namun imbal hasil obligasi pemerintah masih cenderung meningkat. Imbal hasil obligasi pemerintah untuk tenor 10 tahun masih cenderung meningkat dan menekan harga obligasi pemerintah seiring rilis data prediksi sementara pertumbuhan AS di triwulan ketiga yang masih cukup kuat.
Caping Gunung Indonesia - Gerak dolar Amerika Serikat (USD) sedikit mengalami pelemahan dibandingkan pergerakan nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin. Kenaikan harga minyak dunia yang menyentuh USD60,5 per barel ternyata lebih dominan mendorong nilai tukar rupiah.
Analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail menyebut, efek rilis sementara data Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) di triwulan ketiga ternyata lebih kecil dibandingkan dengan efek naiknya harga minyak ke level USD60,5 per barel.
"Nilai tukar rupiah diperkirakan dapat naik tipis seiring sentimen perbaikan harga komoditas," kata Ahmad, seperti dikutip dari riset hariannya, di Jakarta, Selasa 31 Oktober 2017.
Rupiah sedikit menguat namun imbal hasil obligasi pemerintah masih cenderung meningkat. Imbal hasil obligasi pemerintah untuk tenor 10 tahun masih cenderung meningkat dan menekan harga obligasi pemerintah seiring rilis data prediksi sementara pertumbuhan AS di triwulan ketiga yang masih cukup kuat.
Perekonomian Amerika Serikat secara tidak terduga mempertahankan laju pertumbuhan yang cepat di kuartal ketiga 2017. Hal itu karena peningkatan investasi persediaan dan defisit perdagangan yang lebih kecil mengimbangi perlambatan konsumen terkait penurunan badai dan penurunan dalam konstruksi.
Departemen Perdagangan Amerika Serikat menyebut Produk Domestik Bruto (PDB) AS meningkat pada tingkat tahunan 3,0 persen di periode Juli-September setelah berkembang pada tingkat 3,1 persen di kuartal kedua. Departemen mengatakan bahwa tidak mungkin untuk memperkirakan dampak keseluruhan dari badai Harvey dan Irma pada PDB kuartal ketiga.#Lilis_cgo
Sumber, Berita Indonesia
0 comments:
Posting Komentar