Caping Gunung Indonesia - Pemerintah Kabupaten Trenggalek menggelar festival Jaranan Turangga Yaksa terbuka ke-22 yang diikuti oleh puluhan kelompok kesenian dari dalam dan luar kota.
Bupati Trenggalek, Emil Elestianto Dardak mengatakan, festival tersebut rutin digelar setiap tahun untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus peringatan Hari Jadi Trenggalek.
"Ini adalah wujud dari komitmen pemerintah untuk melestarikan kesenian tradisional asli Trenggalek. Untuk pesertanya total mencapai 72 kelompok, mulai dari SD, SMP, SMA hingga umum. Untuk tingkat sekolah jaranan yang dilombakan wajib Turangga Yaksa," kata Bupati Trenggalek, Senin (28/8/2017).
Sedangkan untuk peserta umum, kategori seni jaranan yang dilombakan adalah Turangga Yaksa, Senterewe, Pegon serta Jaranan Dor. Untuk peserta kelompok umum berasal dari lokal dan luar kota, seperti Tulungagung, Blitar dan Ponorogo.
Emil mengaku, Festival Turangga Yaksa menjadi salah satu even budaya favorit di Trenggalek, dengan peminat mencapai ribuan orang. Bahkan ia mengaku sempat kaget dengan antusiasme masyarakat dalam menyaksikan kesenian tradisional tersebut.
"Hebat ini, bukan pentas dangdut, bukan konser band tapi penontonnya mencapai ribuan. Makanya kami berusaha terus meningkatkan kualitas penyelenggaraan setiap tahunnya," ujarnya.
Sementara itu salah satu panitia penyelenggara, Subur Ngudi Santoso menjelaskan, festival kesenian tradisional tersebut digelar selama empat hari, mulai 26-29 Agustus 2017 pada siang dan malam hari.
"Siang itu untuk peserta dari tingkat sekolah, sedangkan malam hari untuk peserta umum. Untuk peserta dari luar kota ada tujuh grup, sebetulnya yang minat banyak, namun karena kuota yang terbatas kami terpaksa tidak bisa menerima semua pendaftar," ujarnya.
Ke depan pihaknya mengaku akan melakukan melakukan evaluasi untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pada tahun-tahun selanjutnya. Tidak menutup kemungkinan jumlah kuota peserta dari luar kota akan ditambah agar iklim kompetisi semakin baik.
Rencananya, panitia akan memberikan penghargaan bagi 10 penyaji terbaik Jaranan Turangga Yaksa serta 10 penyaji terbaik untuk Jaranan non Turangga Yaksa.
Dalam riwayatnya, tarian Jaranan Turangga Yaksa berasal dari kegiatan ritual yang biasa dilakukan warga Kecamatan Dongko, Trenggalek. Tarian tersebut menceritakan tentang kemenangan warga dalam mengusir marabahaya dan keangkaramurkaan yang ada didesanya. Kesenian tradisional yang telah ada puluhan tahun silam itu, biasanya di gelar pada saat Bulan Suro dalam penanggalan Jawa. #nurul_cgo
Bupati Trenggalek, Emil Elestianto Dardak mengatakan, festival tersebut rutin digelar setiap tahun untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus peringatan Hari Jadi Trenggalek.
"Ini adalah wujud dari komitmen pemerintah untuk melestarikan kesenian tradisional asli Trenggalek. Untuk pesertanya total mencapai 72 kelompok, mulai dari SD, SMP, SMA hingga umum. Untuk tingkat sekolah jaranan yang dilombakan wajib Turangga Yaksa," kata Bupati Trenggalek, Senin (28/8/2017).
Sedangkan untuk peserta umum, kategori seni jaranan yang dilombakan adalah Turangga Yaksa, Senterewe, Pegon serta Jaranan Dor. Untuk peserta kelompok umum berasal dari lokal dan luar kota, seperti Tulungagung, Blitar dan Ponorogo.
Emil mengaku, Festival Turangga Yaksa menjadi salah satu even budaya favorit di Trenggalek, dengan peminat mencapai ribuan orang. Bahkan ia mengaku sempat kaget dengan antusiasme masyarakat dalam menyaksikan kesenian tradisional tersebut.
"Hebat ini, bukan pentas dangdut, bukan konser band tapi penontonnya mencapai ribuan. Makanya kami berusaha terus meningkatkan kualitas penyelenggaraan setiap tahunnya," ujarnya.
Sementara itu salah satu panitia penyelenggara, Subur Ngudi Santoso menjelaskan, festival kesenian tradisional tersebut digelar selama empat hari, mulai 26-29 Agustus 2017 pada siang dan malam hari.
"Siang itu untuk peserta dari tingkat sekolah, sedangkan malam hari untuk peserta umum. Untuk peserta dari luar kota ada tujuh grup, sebetulnya yang minat banyak, namun karena kuota yang terbatas kami terpaksa tidak bisa menerima semua pendaftar," ujarnya.
Ke depan pihaknya mengaku akan melakukan melakukan evaluasi untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pada tahun-tahun selanjutnya. Tidak menutup kemungkinan jumlah kuota peserta dari luar kota akan ditambah agar iklim kompetisi semakin baik.
Rencananya, panitia akan memberikan penghargaan bagi 10 penyaji terbaik Jaranan Turangga Yaksa serta 10 penyaji terbaik untuk Jaranan non Turangga Yaksa.
Dalam riwayatnya, tarian Jaranan Turangga Yaksa berasal dari kegiatan ritual yang biasa dilakukan warga Kecamatan Dongko, Trenggalek. Tarian tersebut menceritakan tentang kemenangan warga dalam mengusir marabahaya dan keangkaramurkaan yang ada didesanya. Kesenian tradisional yang telah ada puluhan tahun silam itu, biasanya di gelar pada saat Bulan Suro dalam penanggalan Jawa. #nurul_cgo
0 comments:
Posting Komentar