Caping Gunung Indonesia - Setumpuk pekerjaan menanti Pemerintah Kota Surabaya setelah penandatanganan kerja sama (PKS) proyek angkutan masal cepat (AMC) berbasis trem pekan lalu. Meski pembangunan fisiknya dikerjakan Kementerian Perhubungan RI, bukan berarti pemkot ongkang-ongkang. Berbagai sarana pendukung terkait pengadaan moda transportasi masal itu tetap menjadi bagian dari tugas pemkot.
Salah satu sarana yang menunjang sistem trem adalah trunk dan feeder. Penggunaan angkutan umum dan bus kota sebagai umpan bagi trem itu menjadi pekerjaan yang cukup menguras tenaga dan pikiran. Sebab, hingga saat ini, masih banyak anggota organda yang menolak sistem buy the service sebagai pengelola trunk dan feeder. ''Mereka takut dengan buy the service malah mengurangi pendapatannya,'' ujar Plt Kepala Dinas Perhubungan Surabaya Irvan Wahyu Drajad kemarin (28/9).
Meski demikian, dishub tidak patah semangat. Mereka terus menyosialisasikan manfaat sistem baru tersebut kepada organda. Tidak hanya itu, kajian terhadap penyelenggaraan trunk dan feeder juga sudah selesai dikerjakan.
Irvan menuturkan, saat ini dishub menyusun dokumen lelang untuk sistem buy the service. Dengan langkah itu, Irvan berharap dokumen sudah siap ketika dana digedok tahun depan. Dengan demikian, proyek bisa cepat dilaksanakan.
Hingga saat ini, Irvan mengaku belum mengetahui besaran anggaran yang dibutuhkan untuk menerapkan sistem buy the service. Dia menyebut pemkot akan mengeluarkan dana untuk mengganti biaya per kilometer per trayek. ''Anggaran masih fluktuatif karena menyesuaikan dengan indeks ekonomi saat itu,'' tuturnya.
Secara terpisah, Kepala Bappeko Surabaya Agus Imam Sonhaji mengungkapkan bahwa detail engineering desain (DED) sedang dikerjakan Kementerian Perhubungan. DED dijadwalkan selesai pada akhir 2015. Selanjutnya, pada awal tahun depan, lelang bisa dilaksanakan.
Agus menuturkan, proses lelang memakan waktu sekitar dua bulan. Setelah selesai, pembangunan fisik prasarana trem bisa dikerjakan. Selama proses itu, memang tidak ada pekerjaan khusus yang dibebankan kepada pemkot. Namun, Agus mengatakan bahwa ada beberapa hal yang bisa dicicil pemkot sejak sekarang. ''Supaya prosesnya lebih cepat selesai dan tidak mundur dari jadwal,'' ucapnya.
Beberapa hal yang bisa dicicil pemkot, antara lain, pengerjaan penyempitan median jalan untuk pembangunan jalur trem. Kemudian, persiapan rekayasa lalu lintas. Saat proyek pembangunan dikerjakan, dishub diharapkan sudah siap mengatur alur lalu lintas kota.
Salah satu sarana yang menunjang sistem trem adalah trunk dan feeder. Penggunaan angkutan umum dan bus kota sebagai umpan bagi trem itu menjadi pekerjaan yang cukup menguras tenaga dan pikiran. Sebab, hingga saat ini, masih banyak anggota organda yang menolak sistem buy the service sebagai pengelola trunk dan feeder. ''Mereka takut dengan buy the service malah mengurangi pendapatannya,'' ujar Plt Kepala Dinas Perhubungan Surabaya Irvan Wahyu Drajad kemarin (28/9).
Meski demikian, dishub tidak patah semangat. Mereka terus menyosialisasikan manfaat sistem baru tersebut kepada organda. Tidak hanya itu, kajian terhadap penyelenggaraan trunk dan feeder juga sudah selesai dikerjakan.
Irvan menuturkan, saat ini dishub menyusun dokumen lelang untuk sistem buy the service. Dengan langkah itu, Irvan berharap dokumen sudah siap ketika dana digedok tahun depan. Dengan demikian, proyek bisa cepat dilaksanakan.
Hingga saat ini, Irvan mengaku belum mengetahui besaran anggaran yang dibutuhkan untuk menerapkan sistem buy the service. Dia menyebut pemkot akan mengeluarkan dana untuk mengganti biaya per kilometer per trayek. ''Anggaran masih fluktuatif karena menyesuaikan dengan indeks ekonomi saat itu,'' tuturnya.
Secara terpisah, Kepala Bappeko Surabaya Agus Imam Sonhaji mengungkapkan bahwa detail engineering desain (DED) sedang dikerjakan Kementerian Perhubungan. DED dijadwalkan selesai pada akhir 2015. Selanjutnya, pada awal tahun depan, lelang bisa dilaksanakan.
Agus menuturkan, proses lelang memakan waktu sekitar dua bulan. Setelah selesai, pembangunan fisik prasarana trem bisa dikerjakan. Selama proses itu, memang tidak ada pekerjaan khusus yang dibebankan kepada pemkot. Namun, Agus mengatakan bahwa ada beberapa hal yang bisa dicicil pemkot sejak sekarang. ''Supaya prosesnya lebih cepat selesai dan tidak mundur dari jadwal,'' ucapnya.
Beberapa hal yang bisa dicicil pemkot, antara lain, pengerjaan penyempitan median jalan untuk pembangunan jalur trem. Kemudian, persiapan rekayasa lalu lintas. Saat proyek pembangunan dikerjakan, dishub diharapkan sudah siap mengatur alur lalu lintas kota.
#nurul_cgo
Sumber, Berita Indonesia
0 comments:
Posting Komentar