Caping Gunung Indonesia - Wabah Pandemi Corona di tanah air semakin meluas. Semakin hari kasusnya semakin meningkat dan semua orang tidak tahu bagaimana penyebarannya karena virus ini tidak terlihat secara kasat mata dan tidak ada seorangpun yang tahu siapa yang terpapar, tanpa melalui serangkaian prosedur medis yang ada.
Menghadapi pandemi corona ini, Pemerintah Kabupaten Trenggalek mengambil serangkaian langkah untuk mengantisipasi penyebaran Virus Corona, karena pemimpin muda Trenggalek tidak ingin kecolongan dan berusaha semaksimal mungkin menjaga masyarakatnya.
Inilah serangkaian langkah yang dilakukan oleh Bupati Trenggalek untuk melawan Corona
1. Melakukan Rapat Kewaspadaan Corona.
Mendengar Covid 19 kian mewabah, 16 April 2020 Pemerintah Trenggalek bersama dengan semua leding sektor terkait dan Forkopimda melakukan rapat kewaspadaan Corona. Dalam rapat tersebut Pemerintah Kabupaten Trenggalek membentuk gugus tugas Corona, Menghimbau Masyarakat untuk melakukan pembatasan dengan melakukan social ditancing selama 14 hari kedepan.
Meliburkan sekolah dan menghimbau pembelajaran secara online. Himbauan tidak menggelar pengajian dan penggunaan karpet di tempat ibadah agar mudah dibersihkan dan mudah untuk dilakukan disinfeksi dan masih banyak kebijakan lainnya, termasuk salah satunya melakukan pembatasan akses dan hanya membuka 3 akses checkpoint sebagai akses pintu masuk.
2. Menkaji Beberapa Tempat untuk Tambahan Ruang Isolasi menindaklanjuti penetapan RSUD dr Soedomo Trenggalek Sebagai Rumah Sakit Rujukan
26 Maret 2020, Bupati Trenggalek mengkaji beberapa ruang untuk difungsikan sebagai ruang isolasi tambahan untuk RSUD dr Soedomo Trenggalek, mengingat rumah sakit ini ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan Corona.
Kesiapan ruang dibutuhkan untuk antisipasi pelonjakan pasien meskipun pemerintah Trenggalek tidak menginginkan hal tersebut.
Beberapa ruang puskesmas dan balai diklat diwacanakan untuk difungsikan sebagai ruang isolasi pasien corona.
3. Minta Ada Terowongan Disinfektan sehingga Semua Kendaraan bisa Dilakukan Disinfeksi
Pada hari yang sama (26/3/2020) Bupati Trenggalek meminta ada terowongan disinfeksi di tiga checkpoint sehingga semua kendaraan bisa dilakukan disinfeksi guna mencegah penyebaran Corona.
Evaluasi dilakukan berkali kali sampai ditemukan formula yang pas untuk hal ini. Termasuk pemberian sticker bagi kendaraan yang sudah melintas checkpoint sebagai penanda kendaraan tersebut sudah dilakukan pendataan.
4. Segera Tetapkan Status Tanggap Darurat Wabah Corona
Semakin mewabah, Pemerintah Trenggalek dalam hal ini Bupati Trenggalek segera menetapkan status tanggap darurat wabah corona dengan SK Bupati Nomor 360/422/406.029/2020 dengan tertanggal surat 26 Maret 2020.
Hal ini dilakukan agar penanganan Corona ini bisa lebih masif lagi.
5. Siapkan Kartu Penyangga Ekonomi untuk Mengantisipasi Dampak Ekonomi Akibat Corona
Tanggal 27 Maret 2020, Bupati Trenggalek dan jajaran membahas Kartu Penyangga Ekonomi (KPE) untuk mengantisipasi dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat pandemi corona.
Disiapkan kurang lebih 5.000 kartu penyangga dengan sistem e-money yang diserangkan langsung kepada masyarakat terdampak diluar penerima bantuan pemerintah pusat dan provinsi, sehingga masyarakat yang mendapatkan bantuan ini semakin luas.
Seiring berjalannya waktu yang semula disediakan 5.000 KPE, kini diperbesar menjadi 25.000 kartu penyangga ekonomi dipersiapkan.
Kamis (23/4/2020) Bupati Trenggalek melaporkan kepada Gubernur Jatim saat melakukan Megengan online, bawasannya tidak ada anggaran yang bisa dieksekusi dibulan April ini, maka pihaknya mengambil langkah bekerjasama dengan Baznas untuk mengumpulkan donasi untuk Corona.
Atas sinergitas tersebut terkumpul anggaran sebesar, Rp. 1,5 miliar, yang dirupakan dalam bentuk kartu penyangga ekonomi (KPE) yang mulai didistribusikan kepada masyarakat.
Sedangkan mulai Bulan Mei depan akan dialokasikan anggaran melalui APBD dengan menyasar kurang lebih sebanyak 25.000 masyarakat yang terdampak.
6. Meminta Warganya Menunda Mudik dan Siapkan Insentif untuk Masyarakat yang menunda mudik
Guna memutus mata rantai penyebaran Corona, tidak henti-hentinya Bupati Trenggalek menghimbau masyarakatnya yang ada diperantauan untuk menunda mudik lebaran. "Sayangi keluargamu, saudara dan tetanggamu dengan tidak melakukan mudik," hal ini disampaikan setiap saat oleh peminpin muda ini.
Bahkan untuk merangsang masyarakatnya untuk benar benar menunda mudik Bupati Trenggalek ini menyiapkan insentif sebesar Rp. 600 ribu perbulan selama tiga bulan yang sangat jarang dilakukan oleh kabupaten kota yang lain.
Semua ini dilakukan semata mata untuk merangsang masyarakatnya untuk menunda mudik. Karena bila ada mobilisasi mudik secara besar besaran, tentunya akan menyulitkan pemerintah untuk melokalisir sebaran, bila terjadi kasus positif ditengah masyarakat.
Apalagi para pemudik sangat beresiko memindahkan virus dari satu tempat ketempat yang lain saat melakukan perjalanan.
Dilaporkan oleh Bupati Trenggalek saat mengelar megengan online dengan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, bahwasanya untuk mengurangi resiko pencemaran corona, Trenggalek telah mendata semua pemudik yang telah terlanjur masuk.
Sampai saat ini sudah ada sebanyak 21.135 pemudik yang terlanjur masuk, termasuk pekerja migran dari beberapa negara tetangga. Semua data tersebut telah dihimpun sampai ke tingkat desa.
Selain itu ada 9.838 masyarakat Trenggalek di perantauan yang dimonitor mengakses insentif karena menunda mudik.
Hal ini dilakukan karena larangan mudik baru berlaku pada tanggal 24 April besok sedangkan jadwal penerbangan masih ada sampai bulan Mei nanti, sehingga ditakutkan ada mobilisasi mudik secara besar besaran. Sumber anggaran insentif ini dialokasikan dari realokasi anggaran bantuan langsung tunai (BLT) dari kementrian sosial yang sudah mendapatkan restu dari Kementrian Sosial.
Untuk Distribusi rencananya Pemerintah Trenggalek akan bekerjasama dengan PT. Pos Indonesia, karena disana ada program Pos Giro dimana dana ditransfer utuh tanpa ada potongan.
7. Membuat Rumah Singgah dan Ruang Observasi untuk Pemudik yang Membandel.
Pemerintah siapkan rumah singgah dan ruang observasi untuk pemudik yang membandel. Bila masyarakat yang melakukan mudik dan ternyata tidak mengindahkan protokol kesehatan, atau tidak mengisolasi diri secara mandiri di rumah selama 14 hari, pemerintah siapkan rumah singgah dan ruang observasi ini untuk masyarakat yang membandel. Tempat ini juga dilengkapi dapur umum sehingga kebutuhan masyarakat ini bisa tercukupi.
Sinergitas desa juga telah bergotong royong bahu membahu untuk mewujudkan beberapa rumah singgah dan ruang observasi untuk disiagakan di desa.
Ini serangkaian langkah kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk melindungi masyarakatnya dari bahaya Pandemi Corona. Pemerintah berharap, masyarakat bisa disiplin mematuhi himbauan dari pemerintah ini sampai dengan pandemi corona ini berakhir dan semua ini dilakukan sebagai bentuk ikhtiar pemerintah untuk melindungi masyarakatnya, apalagi keselamatan masyarakat merupakan hukum tertinggi di tanah air.#nur_cgo