Caping Gunung Indonesia - Musim kemarau yang panjang membuat sebagian besar warga di Desa Gumelem, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah melakukan Tradisi Unjungan. Tradisi ini merupakan ritual tradisional untuk meminta hujan yang sudah dilakukan secara turun temurun dari nenek moyang mereka selama ratusan tahun silam.
Acara ritual tradisional ini dilakukan dengan cara adu pukul pada bagian kaki yang dilakukan oleh orang dewasa dengan menggunakan sebilah rotan sebagai alat untuk memukul. Di Desa Gumelem sendiri, Tradisi Ujungan telah dilakukan secara turun temurun serta biasa diselenggarakan pada saat musim kemarau panjang.
Karena pada musim ini para petani di desa tersebut sangat membutuhkan air untuk mengairi sawahnya. Menurut kepercayaan sebagian warga di desa tersebut, untuk mempercepat datangnya hujan, para pemain Ujungan harus memperbanyak pukulan kepada lawannya hingga terluka dan mengeluarkan darah.
Tradisi Ujungan yang merupakan acara ritual dengan menggabungkan antara seni musik, tari dan bela diri. Ritual adu pukul ini tetap menjunjung tinggi sportivitas dan persaudaraan antar pemainnya, pasalnya untuk setiap pemain yang berani maju dan bertarung harus tetap mengikuti peraturan yang telah diberikan oleh seorang wasit.
Sebelum para peserta unjungan mengikuti acara ritual ini mereka yang berani akan mengajukan diri untuk ikut bermain. Setelah itu pemain ini akan dikenakan perlengkapan oleh panitia untuk keamanan dirinya. Acara ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik domestik dan mancanegara karena keunikannya. Setiap acara ini dilakukan selalu ramai dengan pengunjung yang datang untuk menyaksikan.
Untuk tahun ini gelaran Festival Ujungan akan dilaksanakan tanggal 4 sampai 6 Oktober 2019 tepatnya di area persawahan dusun Ketandan, Desa Gumelem. Selain acara inti Ujungan, juga ditampilkan beberapa seni hiburan serta budaya seperti seni kuda lumping, kenthongan dan lainnya. Untuk tanggal 5 pada malam hari sangat cocok untuk kaum muda menghabiskan malam minggu di acara Festival Ujungan karena akan disuguhkan acara senandung kitiran yang membuat suasana malam minggu menjadi berwarna. #nurul_cgo
Acara ritual tradisional ini dilakukan dengan cara adu pukul pada bagian kaki yang dilakukan oleh orang dewasa dengan menggunakan sebilah rotan sebagai alat untuk memukul. Di Desa Gumelem sendiri, Tradisi Ujungan telah dilakukan secara turun temurun serta biasa diselenggarakan pada saat musim kemarau panjang.
Karena pada musim ini para petani di desa tersebut sangat membutuhkan air untuk mengairi sawahnya. Menurut kepercayaan sebagian warga di desa tersebut, untuk mempercepat datangnya hujan, para pemain Ujungan harus memperbanyak pukulan kepada lawannya hingga terluka dan mengeluarkan darah.
Tradisi Ujungan yang merupakan acara ritual dengan menggabungkan antara seni musik, tari dan bela diri. Ritual adu pukul ini tetap menjunjung tinggi sportivitas dan persaudaraan antar pemainnya, pasalnya untuk setiap pemain yang berani maju dan bertarung harus tetap mengikuti peraturan yang telah diberikan oleh seorang wasit.
Sebelum para peserta unjungan mengikuti acara ritual ini mereka yang berani akan mengajukan diri untuk ikut bermain. Setelah itu pemain ini akan dikenakan perlengkapan oleh panitia untuk keamanan dirinya. Acara ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik domestik dan mancanegara karena keunikannya. Setiap acara ini dilakukan selalu ramai dengan pengunjung yang datang untuk menyaksikan.
Untuk tahun ini gelaran Festival Ujungan akan dilaksanakan tanggal 4 sampai 6 Oktober 2019 tepatnya di area persawahan dusun Ketandan, Desa Gumelem. Selain acara inti Ujungan, juga ditampilkan beberapa seni hiburan serta budaya seperti seni kuda lumping, kenthongan dan lainnya. Untuk tanggal 5 pada malam hari sangat cocok untuk kaum muda menghabiskan malam minggu di acara Festival Ujungan karena akan disuguhkan acara senandung kitiran yang membuat suasana malam minggu menjadi berwarna. #nurul_cgo
0 comments:
Posting Komentar