Lebih jauh, dia mengatakan saat ini banyak fakta kesewenang-wenangan dan penyalahgunaan kekuasaan untuk memenangkan calon tertentu. Menurutnya, itu dilakukan oknum dari setiap tingkatan.
"Pak Amien itu Bapak Reformasi. MK, KPU model sekarang, Bawaslu bahkan Polri model sekarang yang posisinya sangat tinggi dan berkuasa itu, semuanya adalah hasil reformasi," kata Dradjad kepada wartawan, Senin (1/4/2019).
"Mereka diharapkan menjadi penjaga gawang demokrasi, politik yang bersih dan penegakan hukum yang adil. Wajar jika Pak Amien kecewa berat jika mereka justru jauh dari harapan itu," imbuh Dradjad.Dia lantas mengungkit soal tanggapan KPU-Bawaslu soal temuan belasan juta data DPT yang menurutnya janggal. Soal people power, dia memandang Amien Rais hanya memberi peringatan kepada lembaga-lembaga yang lahir dari proses reformasi.
"Respons KPU dan Bawaslu terhadap kasus 17,5 juta suara yang mencurigakan dalam DPT juga menambah kekecewaan tersebut. Yang disampaikan Pak Amien itu adalah peringatan keras terhadap lembaga-lembaga yang dilahirkan atau diperkuat oleh reformasi. Reformasi itu lahir dari ketidakpuasan rakyat, antara lain karena ketidakadilan. Jadi Pak Amien berpesan, jangan main-main dengan rakyat," sebut Dradjad.
Lebih jauh, dia mengatakan saat ini banyak fakta kesewenang-wenangan dan penyalahgunaan kekuasaan untuk memenangkan calon tertentu. Menurutnya, itu dilakukan oknum dari setiap tingkatan."Saking masifnya, jangan-jangan penggunaan kata oknum malah keliru. Lihat saja betapa banyaknya uang negara yang dihabiskan untuk mendongkrak elektabilitas calon tertentu. Bungkusnya macam-macam," ucap Dradjad.
"Lihat saja praktik politik uang dan politik bingkisan. Syukurlah KPK berhasil menangkap tangan politisi yang korupsi untuk membiayai serangan fajar. Itu pun hanya puncak gunung es saja. Lihat saja betapa sewenang-wenangnya oknum aparat hukum di berbagai tempat. Pisaunya super tajam ke satu sisi, super tumpul ke sisi lain," imbuh dia.#nur_cgo
Sumber, Berita Indonesia
0 comments:
Posting Komentar